Sakramen Malaikat : Makan Dan Minum (Ideologi)

Pontianak - pembangunan gereja katolik akan tampak pada keagungan dan kemuliaan. Tetapi dengan berbagai konflik internal, tidak lepas dari olok – olokan atau bisakah mereka membangun, berdasarkan injil Tuhan Markus ayat 29 : 32, salah satu pembangunan bait suci berdasarkan  ketakwaan dan ketekunan terhadap alkitab raja israel ( 2011 -.)

Pemahaman agama kristiani dan penyebaran gereja katolik yang ada Indonesia, ditengah pembangunan bait suci atau gereja, kejujuran merupakan salah satu hal paling baik untuk diketahui berdasarkan agama dan Negara. Maka, kepentingan politik agama dan Negara RI akan tampak dengan adanya iman dan kehidupan kristiani di Indonesia.

Berada di Pontianak, kawasan Tionghoa Hakka - pribumi dengan berbagai tantangan melekat pada arsitektur malaikat yang merupakan salah satu symbol dari tubuh dan darah kristus mengarah pada makan dan minum, bersama pemungut cukai dan pajak di masyarakat yang ditolak oleh Yesus - imam. 

Pesta makan bersama di tengah meja yang berasal dari paroki, kadang mereka masuk hadir misa arwah para tokoh agama RD. Blasius Blino - Mgr. Agustinus Agus dan Mgr. Emiritus Hieronymus Herculanus Bumbun. 

Ketika itu kalangan birokrasi karakter dan tidak patuh dan perbaikan tata kelola pemerintah (2022 -) seperti ditemukan kembali hukum taurat, sebuah penderitaan kitab suci.  Sebagai awal dari kehidupan sosial budaya atau istiadat. 

Tidak baik jika tidak menghormati orangtua atau ayah dan ibu antara rumah tangga dan masalah pasar terutama laki – laki dan perempuan.  Ketika mereka berkeluarga memang merugikan terutama kaum pribumi - Tionghoa disini. 

Tampak pada kedua orang tua, muda dan lainnya tidak memberikan nafkah kepada istri menjadi symbol terhadap kehidupan awal dan akhir manusia hingga pada akhir hayat manusia itu yang dikemukakan oleh kalangan seperti tokoh agama dan elit politik PDI perjuangan (birokrasi), dkk di paroki Pontianak.

Dari berbagai persoalan tersebut muncul sebagai kehidupan yang memiliki dampak terhadap moralitas dan iman sebagai jalan keselamatan saling menungangi dengan persoalan yang salah dalam setiap konflik etnik 1967 - 1999 di Indonesia.

Indonesia, pengganguran dan kemiskinan - kaya Tionghoa - sekolah santo petrus tidak memiliki moralitas - widya dharma ( 2002 - ), Polteq dan Untan karena tidak produktif namun moralitas rendah atau tidak sehat pada suatu lingkungan rumah, gereja dan kota berada. 

Pada kawasan garis keras - teroris itu. Memiliki tingkat ketidakdisplinan pada kesehatan yang menjadi bacaan terhadap kehidupan paroki gereja MRPD (ideology).

 

 

0 comments

Recent Posts Widget
close