Sejarah Dan Perkembangan Gereja Katedral St. Yosep, Pontianak

Pada tahun 1909 [1]untuk pertama kalinya gereja St. Yosep berdiri dan dijadikan katedral dimasa penjajahan Belanda. Menurut catatan yang ada, gereja katedral di dirikan oleh Prefektur Apostolik yang merupakan suatu bentuk adminsitrasi karya perwartaan iman dan pembinaan umat kawasan dengan batas-batas tertentu yang di katagorikan sebagai misi daerah[2].

Untuk pertama kali nya pula, gereja katedral berdiri dan diberkati oleh Prefek Pacifius Bos.OFMCap. Gereja yang dilukis sebelum tahun 1908 ini sudah dipertimbangkan dengan beberapa hal seperti struktur tanah yang berawa di Pontianak. Gereja yang sebelumnya mugil ini telah membawa umat kabar gembira untuk perwartaan injil mereka.

Mengapa Pontianak di pilih menjadi salah satu tempat yang strategis berdirinya gereja katedral ?. Hal ini dikarenakan Pontianak menjadi tempat strategi ini untuk peristirahatan dan persingahan Misionaris setelah pulang dari pedalaman.


Gereja ini terjadi atas design yang dirancang oleh Van Noort yang merupakan arsitek militer Hindia Belanda, dan untuk pertama kalinya juga pembangunan gereja Katolik pertama di Pontianak terwujud di bulan Desember 1909.

Kemudian pada tahun 1905 hingga 1918 [1]dapat dikatakan bahwa keuskupan agung Pontianak dapat dikatakan masa perintis. Kabar berita ditaburkan dalam arti memperkenalkan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari dan meraba-raba dimana kira-kira ada minat orang untuk menerima benih Sabda Allah. Pada masa period kedua dapat disebutkan masa stabilisasi. Pembagian wilayah kerja yang amat luas dipersiapkan dengan teliti dan seksama.

Pada paruh waktu yang begitu terbatas, kedudukan gereja katedral pun mulai diperkuat menjelang akhir colonial. Sub suku Dayak asli Kalimantan Barat ini mendapatkan kesempatan pewartaan dan menerima agama Katolik. Dan mendapatkan kesempatan untuk bersekolah.

Kemudian pada 1939 para misionaris Montfortan tiba di Kalimantan Barat dan mengambil alih pelayanan pastoral bagian timur Kalimantan Barat, yaitu Kab. Sintang dan Kapuas Hulu. Dan pada 11 Maret 1948 Sintang menjadi Prefektur Apostolik Sintang.

Perkembangan umat Katolik semakin pesat, dan pertambahan jumlah tenaga imam / misionaris tidak memadai. Kabar gembira pun bergaung di K.A Pontianak, begitu cepat merambat ke seluruh pelosok. Pada tahun 1960 gereja Pontianak memiliki 2.297 orang[2].

Kebijakan pastoral berawal dari komunitas-komunitas kampung yang merunjuk kepada garis-garis besar kebijakan KAP yang berbunyi : Gereja di Panggil menjadi “ Tanda “ yang menyatakan pada masyarakat luas bahwa ALLAH menghendaki keselamatan semua dan setiap orang.

Ia hendak membangun kerajaannya yang damai dan sejahtera di dunia dan hendak mengantarnya kepada kepenuhannya pada akhir zaman. Merajanya Allah atas umat manusia ditandai cinta kasih dan persaudaraan sejati, keadilan,dan kesejahteraan, damai semesta dan keutuhan alam ciptaan.

Dan dilihat dengan sudut pandang pewartaan kabar gembira di Bumi Kalbar yang sudah mendekati 100 Tahun dan persentase yang telah menebus 90% masyarakat dayak penduduk asli pedalaman, maka memasuki millennium III sewajarnya katekese mendapat perubahan serius.

Kemudian, memasuki 1960, juga gereja ketedral menjadi saksi penting. Pada hari Selasa 24 Januari 1961, Paus Yohanes XXIII mengumumkan pembentukan hirarki gereja di Indonesia. Dimana enam keuskupan agung dan 19 Keuskupan sufragan didirikan tahta suci menggantikan 20 Vikarat Apostolik dan 5 Prefektur Apostolik.

Dilanjutkan dengan 27 Juli 1967 Katedral Santo Yosep Pontianak menjadi saksi bagi pertahbisan putera Dayak Kedua, yaitu Fr. Hieronymus Bumbun yang berasal dari menawai Tekam Kecamatan Belitan Hilir Kab. Sanggau, ( yang kini menjadi Uskup Pontianak sejak tahun 1976 ). Peristiwa penting tersebut pun menghantarkan kekokohan Gereja Katedal hingga sekarang. Pada tanggal 28 Agustus 2014, pergantian Uskup Pontianak telah diganti dengan Mgr. Agustinus Agus.


Referensi

[1] Sumber : Bercermin pada wajah-wajah keuskupan Gereja Katolik Indonesia, pada bagian Gereja Lokal Keuskupan Agung Pontianak.
[2] Buku 100 Tahun Keuskupan Gereja Katedral St. Yosep, Pontianak
Online
[1] Lihat http://djannoveria.blogspot.com/2011/04/cerita-singkat-sebuah-perjalanan-geraja_26.html, diakses pada tanggal 30 Oktober 2013, Pukul 10:00.
[2] Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Prefektur_Apostolik, 10 Oktober 2013. Pukul 7:43.

0 comments

Recent Posts Widget
close