Pontianak - Gereja Dan Pergerakan Keamanan RI

Pontianak – Selama perayaan ekaristi berada pada misa yang terletak di tengah kota tanah seribu. Ditengah kota terdapat perkampungan untuk misa, diberbagai kalangan dari orang desa dan kota. Sedangkan mereka hidup dengan kondisi masyarakat yang dahulunya penuh dengan konflik, kriminalitas pada tahun 1967 – 1990an.

Militer Indonesia, diharapkan jujur ketika pengamanan berbagai konflik terjadi, begitu jika ketika perayaan Natal dan Paskah, untuk tetap memiliki kebenaraan yang nyata terhadap Tuhan. Sering atau tidak tetapi setiap setahun sekali dapat melihat pihak keamaan bekerja dan bertugas, meskipun pangkat yang menjalankan tugas setingkat Provinsi.

Bitu – putih, bagian pangkat komando, sedangkan paling tinggi dan garang pada militer polisi, ada juga Brimob Indonesia, krisis kepercayaan terhadap penegak hukum, maka ketika membahas kasus besar seperti di Jakarta, dan FBI terkadang mereka kaget polisi itu, ketika mereka bertanya kepada saya “darimana, nunggu siapa, dan lainnya. Saya hanya bisa menjawab sekitar kasus tersebut”, Pontianak 14 - 25 Desember 2022.

Situasi keamanan pada tahun 2019 – 2022 dapat diketahui ditugaskan melalui provinsi dan kota Pontianak, Kalimantan barat. Hal ini menjelaskan berbagai aktivitas saya selama kegiatan spritualitas, sekolah, dan pekerjaan. Pihak kepolisian dengan tugas mobil vaksin covid19, dan tank militer polisi berkumpul.

Pihak keamanan akan bertanya berbagai hal terkait dengan pengamanan saja, ketika berada dalam sela –sela waktu senggang saya untuk duduk sekitar pos keamanan tersebut. Hal ini menjelaskan adanya interaksi sosial, dari pihak Negara dan gereja hal ini baik dari setiap persoalan terjadi pada kalangan menegah – dan atas.

Komandan pos pengamanan tetap akan turun dengan tongkat pengamanan, yang melekat pada strategi pengamanan yang dilangsungkan, setiap tahun di Keuskupan Agung Pontianak. Sedangkan ketidaksenangan Tionghoa pada kalangan non militer akan terjadi, baik itu kalangan keluarga, dan masyarakat - bisnis.

Ketidaksenangan terhadap Orang Tionghoa Hakka - kapuas Hulu - Pontianak jika bicara mengenai kampus, atau kampus online saja untuk pendidikan, tidak berbeda jauh pada kalangan Jawa kelas sosial kebawah 2009 - 2011. 

Sistem kolektif menyerang, pada sistem kerja serta kesehatan dan pergaulan dilingkungan kampus dan gereja Keuskupan Agung Pontianak, terutama paroki katedral Pontianak, DPP.

Sistem rasa bersyukur beragama kristiani - non kristiani (Budha - Klenteng - Islam) biasanya asimilasi budaya dan agama dengan kepentingan bisnis yang berasal dari masyarakat Tionghoa Hakka Pontianak urbanisasi Jakarta. Hal ini termobilisasi dengan baik Di kampus WD - Polteq - Katolik - Kristen di Indonesia. 

Bagaimana mereka hidup dalam mata pencaharian dan kelas sosial kebawah tetapi berurbanisasi Jakarta setelah menikmati hasil ekonomi rumah tangga - militer RI, bisnis kotor yang merugikan berbagai kalangan, dan birokrasi 1970an - 2022, sikap balas dendam (rambut panjang, kitab Ulangan) dan kebuasaan terjadi, dalam hal ini.

0 comments

Recent Posts Widget
close