Tionghoa Pada Masa Kolonial Belanda - RI

Pontianak - meliputi ragam etnik Tionghoa dan migran yang datang untuk membangun kota kolonial Belanda pada masa itu menjelaskan ada beberapa pemukiman atau perkampungan yang tidak jauh berbeda dari kota.

Pada masa politik pemerintahan di Batavia memiliki sistem yang berbeda dengan rumah tinggal yang berasal dari kehidupan kota masyarakat tinggal dikawasan tersebut. Tepat pada rahun 1970an ketika rumah di tepi jalan menjadi tempat orang malas seperti Tionghoa dan Pribumi berasal.

Pemukiman kota akan lekat pada kehidupan sosial budaya di masyarakat yang melekat pada budaya sosial yang berasal dari budaya lokal yang kini hidup dengan budaya dan pertanian kota. Disitu ada Tionghoa pedesaan yang berasal dari hulu dan hilir pada tahun 1940an.

Perpindahan penduduk masyarakat Tionghoa tentunya memiliki konflik pertanian yang berasal dari kehidupan pedesaan sebelumnya. Pada tahun 1960an ketika masa pemerintahan politik berawal dari masyarakat primitive yang berawal dari history masyarakat adat di Kalimantan.

Pertanian ketika itu tentunya menjadi baik terhadap kehidupan masyarakat adat yang tinggal berdasarkan hasil hutan, laut, sungai dan pertambangan. Tetapi itu tidak berlangsung lama, ketika konflik masyarakat adat muncul pada budaya adat mereka.

Kebuasaan hutan Kalimantan cermin dengan adanya budaya lokal masyarakat dan sistem pertanian yang dibangun oleh Negara melalui ekonomi asing, dan berbagai aktifitas budaya dan pekerjaan mereka hingga saat ini berasal.

Suatu kesadaran mereka dalam hidup di tengah hutan yang memiliki sistem pertanian tradisional dan budaya lokal di Pontianak berawal dari kehidupan kota hingga saat ini berasal. Setiap pekerjaan dan kebuasaan mereka bekerja menjadi awal dari hidup bermasyarakat Tionghoa Hakka di pedalaman.

Sistem pemerintahan kota Pontianak, berawal dari hasil ekonomi, politik yang diterapkan pada masa itu, bagaimana sistem budaya sosial dan pengetahuan berlangsung dengan baik hingga saat ini. Kehidupan hutan yang begitu buas, menjadikan mereka hidup di tengah kota, dengan pengetahuan yang rendah tidak hanya di satu kota saja, tetapi kota lainnya di Indonesia.

0 comments

Recent Posts Widget
close