People Jawa, kemiskinan terjadi dalam hal ini guna menghindari dari kejahatan dalam aspek ekonomi di Pontianak, yang berlangsung cepat. Hal ini dikarenakan berbagai dampak pada dinamika sosial, dan kelas sosial terjadi di Jakarta.
Masyarakat Jawa, terjadi dengan baik pada birokrasi Orde Baru pada penyingkiran pekerjaan terhadap kekuasaan ketika itu. Maka secara kolektif menyerang dengan adanya kekuasaaan dan Sri Hastuti Lai (kurang ajar, lulusan) Notaris - dkk, birokrasi rendah di Pontianak.
Dalam hal ini dengan berbagai kejahatan dan fitnah yang dilakukan pada saya di dalam rumah. Orang Jawa itu, salah satunya ekonomi yang tinggal karena keinginan seksualitas dan kemiskinan hidup yang menyimpang dan kriminal.
Secara kolektif dalam organisasi dan komunitas seringkali terjadi dengan adanya dinamika dan perebutan mata pencaharian. Jakarta, hal ini diketahui dengan baik terhadap dinamika budaya dan sosial yang berlangsung dengan adanya pelarangan dan kehidupan sosial, dan dinamika dan perampasan harta berupa tanah dilakukan oknum.
Termasuk dalam rumah tangga, seperti uang nominal pada tahun 2008 selama di Polteq 2011 - 2013 ketika peristiwa OMK terjadi, di Sarikan, dan juga oleh djan airuni, karena tidak bekerja atau status PHK - psikolog, bekerja di Garuda Hotel. Ketidaksenangan Tionghoa Hakka, terhadap bisnis dan penghasilan.
Dari hasil seksualitas dan birokrasi sebelum terbentuk di Pontianak termasuk pada bisnis biasa, karena kelas sosial biasa dimulai 2009 bahkan memaki tidaksenangan dilakukan dalam hal ini, laki - laki djan terutama petikan dari injil yang tidak baik diambil.
Biasa motif adalah untuk menghambat pendidikan dan kesehatan, saya selama di Keuskupan Agung Pontianak, dan Jakarta kaum orang tidak jelas kerja, dan kelas sosial yang dilakukan oleh mereka sebagai isu dari hasil seksualitas dan kehidupan orangtua sebelum itu terus terjadi.
Mereka yang miskin dan kelas sosial biasa terutama non kaum Jawa, dan Dayak disini diparoki Keuskupan Agung Pontianak - Jakarta, dan paroki. Tionghoa di Pontianak, dan kehidupan sosail budaya dan agama lekat pada dinamika budaya sosial yang berasal dari kalangan kelas sosial, dan politik disini maka pribumi yang menguasai ekonomi.
Orang tersebut, adalah kemudian kejahatan, Franshuid dan Sihombing sebagai orang pelecehan seksualitas, dan persundalan hidup sebagai dokter, dan ekonom, dilingkungan Pontianak - Kab landak. Pemaksaaan seksualitas karena masalah biologis hidup mereka di masa lalu.
Sebagai orang Islam di Indonesia, maka jelas kepentingan ekonomi dan politik terjadi dengan baik dan sejajar dengan dinamika sosial, budaya dan kebejatan hidup sebagai Orang Dayak 1967 - 1998, Jawa dan Tionghoa Indonesia – Melayu (Malaysia), bermula pelanggaran hukum Tuhan melalui seksualitas.
Orang Jawa, seperti eko, bukan pastor adalah fitnah sudah biasa, apalagi hidup Tionghoa Indonesia dan pribumi, kehidupan kotor hidup di masyarakat melalui mata pencaharian, dan dalam rumah tangga tiba datang dalam hal ini. Tentunya dengan dinamika budaya, sosial dan masyarakat hingga saat ini. Seperti milik mereka saja, keagamaan ini, dan budaya politik dan kesehatan di Keuskupan Agung - paroki.

0 comments