Kalimantan Barat, Naik Dango adalah suatu perayaan budaya masyarakat adat Dayak. Hal ini memiliki pesan spritualitas dan budaya. Misa pembukaan dan khotbah yang disampaikan pada perayaan misa ini pada tanggal 16 Mei 2025 adalah Yang Mulia Mgr. Agustinus Agus, setelah kepulangannya dari Eropa.
Perayaan yang dihadiri dari kalangan masyarakat Dayak dan Tionghoa,
serta lapisan masyarakat adat yang mendukung perayaan adat Dayak ini. Ketika
masalah kehidupan dan nilai – nilai budaya, disampaikan melalui situs
kebudayaan adalah suatu pertanda melalui aspek keagamaan.
Perayaan yang dilanjutkan pada perayaan syukur dari hasil panen
masyarakat adat, sebagai simbol dari hasil kekayaan masyarakat adat Dayak dan
budaya lainnya di Kalimantan Barat. Hal ini menjelaskan berbagai hal terkait
kemurahan hati dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
kelimpahan hasil panen yang diperoleh sebagai bentuk rasa syukur dan kebenaran
hidup selama ini.
Yang memiliki dampak terhadap kebudayaan lokal di Kalimantan Barat,
telah jelaskan dengan pesan spritualitas melalui khotbah yang menjadi bagian
dari ketidaksempurnaan hidup dan masalah dari kehidupan rohani maka bukan Tuhan
yang menjelaskan hal ini melalui dosa manusia.
Rasa syukur pada bangga terhadap kebudayaan nenek moyang adalah bagian
dari budaya Dayak di Kalimantan Barat, untuk tidak malu untuk mengenal dan
mengaku Dayak sebagai bagian dari budaya nenek moyang, Maka, hal ini merupakan
salah satu bagian dari ritual yang panjang terhadap momen kebudayaan yang dapat disampaikan.
Bagian dari kesalahan adalah maka Tuhan berkenan akan menerima dosa
manusia, maka berbagai simbol pertanian dan ternak adalah bagian dari
partisipasi acara pada akhir yang dinantikan setelah perayaan misa syukur pada
kebudayaan Dayak Naik Dango di Kalimantan Barat, yang dipersembahkan dalam
acara syukur ini.
0 comments