Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda hari ini, Rabu, 4
Maret, pukul 09:00 pagi waktu Belanda mengumumkan
pengembalian sebilah keris Jawa kepada Indonesia. Dalam rilis yang
diterima Historia, keris yang dimaksud merupakan pusaka milik
Pangeran Diponegoro.
Keris berwarna
hitam dengan ukiran berlapis emas itu sempat dikabarkan hilang. Keris
tersebut berhasil diidentifikasi setelah dilakukan penelitian terhadap koleksi
Museum Volkenkunde, Leiden.
“Saya bahagia bahwa
penelitian mendalam ini, yang diperkuat ahli Belanda dan Indonesia, menjelaskan
bahwa ini adalah keris yang dicari-cari selama ini. Sekarang keris ini
dikembalikan ke negeri asalnya: Indonesia,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan
dan Ilmu Pengetahuan Belanda,Inggrid van Engelshoven.
Keris itu telah
diserahkan Ingrid van Engelshoven kepada Duta Besar Indonesia I
Gusti Agung Wesaka Puja di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den
Haag, Belanda, kemarin, 3 Maret, pukul 10 pagi waktu setempat.
Catatan yang Hilang
Ketua Departemen
Sejarah Universitas Gadjah Mada Sri Margana yang tergabung dalam tim ahli dari
Indonesia memastikan bahwa keris itu milik Pangeran Diponegoro.
Setelah Pangeran
Diponegoro ditangkap, keris itu dihadiahkan Kolonel Jan-Baptist
Cleerens kepada Raja Willem I pada 1831. Keris itu kemudian disimpan di
Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) atau koleksi khusus kabinet Kerajaan
Belanda.
Setelah
KKZ bubar, koleksinya tersebar ke sejumlah museum. Namun banyak informasi mengenai
koleksi ikut hilang. Termasuk keris Pangeran Diponegoro yang diserahkan kepada
Museum Volkenkunde di Leiden.
Padahal,
sebelum dipindahkan ke Museum Volkenkunde, keris ini pernah dipamerkan di
Philadelphia, Amerika Serikat, pada 1876. Hal ini tercatat dalam katalog
pameran yang menyebutkan keris tersebut milik Pangeran Diponegoro.
“Kerisnya
ada tapi catatannya hilang. Jadi bukan kerisnya yang hilang,” ujar Margana
kepada Historia.
0 comments