Hubungan dagang yang diterapkan Belanda ketika itu, tentunya berdampak pada sistem kepemilikan masyarakat lokal terhadap akses perkebunan, rempah dan yang berkaitan dengan sistem perdagangan yang dibuat waktu itu kepada Keterlibatan para Sultan.
Yang lebih
mengarah pada proses perdagangan rempah yang hendaknya menjadi catatan bahwa
berbagai persoalan terkait dengan dagang yang melibatkan kaum Jawa, Melayu dan
Belanda tentunya berdampak pada kapal-kapal yang dibawa oleh orang Sumatera,
dengan sistem kesukuan yang erat pada masyarakat Batak, hingga mencapai
persoalan konflik dagang ketika itu.
Tidak hanya
itu saja, persoalan dagang yang melibat suku tersebut berada kerugian terhadap
kepemilikan kapal Tionghoa dan Belanda terhadap hubungan kerjasama mereka,
terkait dengan sistem dagang yang memang lebih menguntungkan pada sistem
administratif.
Apa yang
berdampak pada sistem kerugian yang diterima ketika itu, tentunya dengan
persoalan persoalan yang diterima masing-masing distrik, atau wilayah ketika
itu yang berperan terhadap kebijakan dibuat berdasarkan hasil pajak yang
didapatkan.
Dapat ditemui
dengan berbagai persoalan di masa lalu, masyarakat yang hendaknya memiliki
pemikiran terhadap sistem dagang yang mereka buat, dahulu komoditi menjadi
acuan terhadap aspek kehidupan suatu wilayah dengan penetapan yang dibuat.
Dengan
begitu, akan tampak sekali dengan prilaku masyarakat pribumi tersebut, dengan
membuat persoalan diwilayah ketika itu menjadi catatan terhadap kemajuan dagang
dalam sistem ekonomi Islam yang diterapkan dengan sumber yang memang berada
pada persoalan konflik.
Pada masa colonial
Belanda, sistem dagang yang memunculkan pengetahuan dagang terhadap dinamika
ekonomi Islam yang dibuat ketika itu, dengan bertumbuhnya kebutuhan masyarakat
yang masih tradisional, hingga saat ini mencapai masyarakat modern, akan
dipahami dengan sistem penerapan yang dibuat berdasarkan kepentingan mereka.
0 comments