Tionghoa Hakka – mencari identitas Tionghoa Indonesia pada sistem ekonomi - pribumi yang maju pada perniagaan yang ada di kota Pontianak – Singkawang. Berlanjut dengan pertokoan dirancang pada sistem ekonomi Pontianak, dan agama yang membentuk kota Pontianak sebagai identitas sosial masyarakat lokal setempat.
Pada tahun setelah kolonial Belanda, penyebaran agama memiliki
dampak terhadap moralitas, dan spritualitas masyarakat yang hidup sekitar
perkotaan dengan sistem dagang dan pembangunan suatu Negara terhadap
kontribuasi mereka pada pengetahuan, dan ekonomi tentu.
Pada suatu massa akan diketahui dengan adanya kehidupan moralitas
dan agama yang melekat seiring bergantinya waktu berada pada kehidupan ekonomi
politik yang menyimpang setelah kemerdekaan RI, terutama setiap aktivitas
ekonomi di Indonesia, dan pembangunan dirancang pada kehidupan dan
ketidaksenangan suatu marga di Kalimantan.
Ekonomi menjadi alat bagi mereka untuk beruntung dan rugi atau
jual – beli, dan saling pemerasan, dan perbudakaan di berbagai wilayah – dan individu
– kelompok. Pada tahun setelah Orde lama berlalu, muncul masa Orde Baru, dalam
hal ini demokrasi di Indonesia, dan ekonomi terguncang.
Pembodohan pada pendidikan, dan penyingkiran pada birokrasi
pemerintah, dan kebuasaan yang berurbanisasi, serta hidup dibalik tembok agama
Kristiani (Indonesia) tetapi tidak mencerminkan berbagai ajaran dan nilai –
nilai dan moralitas sebagai orang Indonesia.
Hal ini dapat dirasa dengan berbagai aktivitas pembangunan ekonomi
dan lainnya sebagai alat dan setiap kebijakan Negara, dan daerah hingga saat
ini mengalami berbagai aspek kehidupan budaya sosial masyarakat yang hidup
sekitar hutan Negara (Desa).
Pada tahun setelah Reformasi pembangunan dan aktivitas serta
kemiskinan menjadi alat bagi mereka untuk melakukan penindasan dan kemiskinan bagi
masyarakat Tionghoa Indonesia, terhadap kepentingan umum dan lingkungan rumah
tangga, masih terjadi karena ketidasenangan kaum pribumi terutama Melayu di
Pontianak telah terjadi pada tahun 2002.
Rencana kejahatan dilakukan pada lingkungan keluarga terutama pada
suatu sistem ekonomi mereka dalam kehidupan sosial, dan pendidikan yang
direncanakan dalam kejahatan dalam rumah ibadah atau gereja, dan tokoh agama
tentunya mengetahui hal ini, disamping teroris terjadi diberbagai wilayah,
karena kepentingan ekonomi dan politik dalam negeri.
Kaum pribumi baik itu orang Jawa – Melayu (pribumi), seperti tidak
bersalah dalam berbagai hal terkait kejahatan mereka lakukan, suatu pengetahuan
terhadap kejahatan akan berbeda dengan Negara maju seperti di Amerika Serikat
tepatnya di Kanada, kriminalitas hampir tidak terjadi, dan kesehatan terjamin
seperti di Inggris.
Berbagai fenomena, ketidaksenangan itu menjadi catatan terhadap
kebijakan Negara, dan berbagai aktrivitas kriminalitas yang direncanakan atau
tidak, dalam sistem pemerasan atau jika di tata kelola pemerintahan adalah
pungli. Bersalah pada sistem legislatif, eksekutif akan berbeda dengan sistem
presidensial, diberbagai Negara yang menjunjung tinggi spritualitas, dan budaya
di berbagai Negara.
Kaum pribumi di Indonesia, mengatasnamakan hukum tetapi tidak
sadar bahwa mereka pelanggar hukum atau kaum mereka, baik sebagai petugas sensus, dan kementrian, terutama pada sistem ekonomi politik, seksualitas
dan agama Katolik di Indonesia pada
umumnya, dan khusus di daerah seperti di Kalimantan Barat tepatnya di kerjakan 11 September 2022.
0 comments