Pontianak – Kawasan Tionghoa Hakka meliputi perdagangan, sistem ekonomi - perniagaan, sosial budaya dan agama yang mengelilingi berbagai kebudayaan yang masuk secara pluralisme dengan berbagai ragam budaya tingkat kekerasan konflik sosial, etnik dan agama.
Pada tahun 1999 krisis ekonomi hingga masa revolusi bagaimana
sistem ekonomi, berlangsung di pasar dan agama dalam hal ini meletakan
kebudayaan lokal, serta pendidikan di masyarakat berdasarkan di manfaatkan atau
tidak dalam kebudayaan Tionghoa Islam dan Katolik.
Hal ini dapat diketahui dari sistem kerja, ketidaktaatan mereka
selama hidup dalam budaya dan agama termasuk konsumsi menjadi awal dari
kehidupan primitif pedesaan yang lekat pada ketaatan, ketakwaan dan
kedsliplinan dalam bentuk sistem ekonomi yang berlangsug secara berkala.
Politik agama akan diketahui kebutuhan sumber daya manusia dalam
suatu kota yang hendak bekerja, berdagang, dan berpolitik. Itu adalah sistem
perkotaan masyarakat di Pontianak, serta bagaimana mampu menahan amarah,
kejahatan yang terstruktur dalam sistem kebijakan di pemerintah.
Pada tahun 2011 hingga saat, tampak pada kalangan kelas sosial
kebawah masuk dalam suatu pemenuhan kehidupan sosial budaya dan agama di
masyarakat setempat, dengan adanya kehidupan dan moralitas serta agama yang
berdada pada jenjang kehidupan sosial yang berlangsung hingga saat ini.
Karakteristik Tionghoa Hakka, jika sudah berdagang maka ekonomi
dan pendidikan sekian persen dari setiap aktivitas dan keuntungan yang
diperoleh. Maka, pribumi dan Tionghoa akan berbeda dengan adanya moralitas dan
sistem ketaatan dan moral pada kelas sosial mereka yang berada pada kondisi
ekonomi politik kota dan kehidupan agama.
Tingkat kejahatan dapat diketahui bagaimana orang dan suatu kota
produktif, dan tingkat penghasilan yang mempengaruhi kesehatan. Bagaimana
mereka menyadari sistem sosial, dan rencana kejahatan mereka berdasarkan
kehidupan sosial, dan budaya di masyarakat saat ini yang pluralisme dan teroris
2022 di Jakarta..
0 comments