Tionghoa Hakka Heritage Budaya Sosial Di Kawasan Sungai Kapuas

Kalimantan Barat - Tionghoa Hakka – ekonomi sosial perdagangan yang terletak pada kawasan sungai parit besar, dan sungan Kapuas memiliki cerita terhadap kehidupan ekonomi sosial dengan interaksi masyarakat yang berada pada pasar tradisional 1960an.

Kapal bandong yang dibuat sebagai alat transportasi air dengan berbagai kepentingan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Tionghoa yang berada pada kawasan tersebut, hingga membentuk sebuah perkampungan Arab, Tionghoa, Melayu, dan Jawa sebagai sistem tempat tinggal, dan kehidupan budaya lokal setempat pribumi disini – Melayu yang dekat dengan kehidupan keraton 1880an.

Sementara itu berbagai aktivitas pasar dan interaksi masyarakat lokal berasal dari persoalan interaksi manusia sebagai awal dari kehidupan desa yang berawal dari kedatangan Tionghoa Hakka di pelabuhan Singkawang. 

Pada masa kolonial Belanda itu juga, berbagai hal terkait dengan ekonomi, dan budaya mengakibatkan pecah kongsi (pertambangan) moterado, petanian, serta perkebunan dan budaya dalam hal ini pageleran seni budaya.

Seringkali, hal ini menjadi penting dalam melihat berbagai hal terkait dengan sistem budaya lokal, berawal dari kehidupan primitif sosial masyarakat Tionghoa Hakka yang di langsungkan dengan awal kehidupan dan administratif atau pemerintahan masa Belanda dan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Migrasi di berbagai wilayah yang mengakibatkan persoalan ekonomi, dan politik luar negeri, yang hingga saat ini berawal dari kehidupan Tionghoa Hakka sebagai awal dari masyarakat lokal, dan tinggal dalam sistem pemahaman tentang budaya sosial hingga saat ini.

Kemampuan bekerja, dan ilmu pengetahuan tentunya tidak begitu baik, dikarenakan tinggal begitu jauh, dengan kondisi pengetahuan yang minim ketika membangun ekonomi sosial di masyarakat setempat. Karena kebutuhan ekonomi maka urbansiasi terjadi, dan konflik sosial serta perebutan mata pencaharian terjadi.

Pada masa setelah 1980an pembangunan ekonomi terjadi diberbagai wilayah yang ada di Indonesia, dengan adanya perubahan sosial dan awal kehidupan agama yang memiliki moral dan ekonomi sosial pada kawasan gereja – gereja di Indonesia, Kalimantan secara khusus. Terutama pada kehidupan budaya lokal, dengan pemanfaatan menurut kitab suci gereja Katolik.

0 comments

Recent Posts Widget
close