Labuor - Tionghoa Hakka, Budaya Kerja Dan Keseharian Perdagangan 1980an - 1999

Pontianak – budaya Tionghoa diketahui dengan adanya perubahan lokal masyarakat yang berawal dari kehidupan kota. Keseharian yang dilakukan adalah dengan perdagang, meliptuti hasil hutan, dan laut biasanya dengan sistem pertanian dijual di pasar.

Pengaguran pada tahun itu jarang sekali, karena Tionghoa Hakka dapat menghasilkan berbagai hal terkait dengan ekonomi yang mereka ciptakan untuk berjualan dan lainnya. Sistem ekonomi sosial sederhana sekali dengan adanya moralitas bisnis diterapkan.

Seringkali, produktifitas penting dalam melihat sistem kesehatan masyarakat Tionghoa Hakka disini, akan berbeda dengan masyarakat Tionghoa yang berada pada kawasan sungai Kapuas yang meliputi perdagangan dan pasar.

Selain itu, pada sistem pendidikan yang berkenan dengan adanya bisnis yang mereka terapkan, dengan adanya perubahan sosial masyarakat lokal hingga saat ini. Produktifitas diciptakan dari lingkungan rumah tangga pada masyarakat Tionghoa sejak krisis ekonomi terjadi hingga saat ini terutama pada 1980an – 1999.

Tionghoa Hakka, identic dengan budaya Tionghoa pada setiap perayaan tentunya dengan aspek kebutuhan sehari – hari pada masyarakat lokal hingga saat ini. Seringkali hal ini menjadi berawal dari budaya lokal terutama di pedesaan.

Tradisional Tionghoa hakka tercipta dengan adanya kebiasaan mereka pada orangtua yang seringkali menjadi penting dalam melihat proses ekonomi dan bisnis berlangsung. Perdagangan mereka terapakan pun adalah dengan makanan jajanan sehari – hari biasa untuk kalangan kelas sosial keatas.

Singkatnya hal tersebut dapat ditemui ketika pagi dan malam hari yang dapat dinikmati masyarakat kelas sosial keatas tepatnya, akan berbeda dengan masyarakat sosial kelas sosial menegah kebawah dapat ditemui ketika di pasar dan siang hari ketika kelas pekerja untuk makan siang 2008 pontianak.

Keseharian masyarakat Tionghoa akan berbeda dengan masyarakat secara khusus yang berawal dari kehidupan kelas pekerja murah yang diterapkan sejak masa krisis ekonomi 1999 di Ibukota Jakarta, hal ini seringkali urbanisasi dan migrasi terjadi baik itu antar Negara, dan wilayah yang dekat dengan kepentingan ekonomi politik yang datang untuk mengadu nasib dari berbagai krisis bisnis pada toke – toke Tionghoa.

 

 

0 comments

Recent Posts Widget
close