Hutan Kalimantan, Spritualitas & Tionghoa Hakka

Tionghoa Hakka, dikenal dengan keuletan dalam bekerja, hal ini diketahui dengan adanya penduduk masyarakat Tionghoa – Dayak di pedesaan hidup berdampingan dengan kondisi kehidupan budaya dan agama kristiani mempengaruhi kehidupan pertanian di tanah Dayak.

Pontianak, dipahami dengan adanya konflik di masa lalu pada masa kolonial Belanda, dan 1967 RI seperti pembantaian dan bisnis yang merusak kehidupan dan moralitas serta filsafat disetiap spritualitas yang dijalankan dengan sengaja atau tidak.

Kepentingan bisnis dan kesalahan nenek moyang di masa lalu - pertanahan, pada masyarakat Dayak – Jawa menjadi awal dari kehidupan sosial budaya dan agama kristiani di Keuskupan Agung Pontianak sebagai kelas pekerja, pendidik dalam sistem kerajaan Jawa di masa lalu, melibatkan orang Tionghoa Hakka.

Budaya malu pada bangsa Indonesia, tidak ada di hadapan masyarakat dan gereja Katolik – Protestan yang berasal dari berbagai sistem produksi pertanahan, bisnis, dan hukum. Hal ini menjelaskan adanya pola pikir, dan seksualitas yang menjadi kebutuhan dan kondisi kehidupan sosial budaya dan agama di masa lalu Islam pada masa abad 18 – 19.

Hal ini menjelaskan adanya persoalan kriminalitas hukum, dan kepentingan bisnis di Indonesia, dalam menjelaskan berbagai kepentingan pendidikan, kesehatan dan lainnya di tanah Kalimantan. Maka, dari persoalan konflik sosial dan etnik serta agama, yang dapat dipahami adanya moralitas dan kesalahan Tionghoa dan Dayak pada transmigrasi di tanah Jawa.

Tanah dimana – mana berbagai wilayah tidak baik untuk ditanam, hukum di Indonesia sudah menjadi obrolan dari kesalahan mereka di masa lalu dengan berbagai konflik terjadi, dan sebagian menguasai ekonomi dapat membeli hukum tersebut.

Kisah di tanah Jawa menjelaskan adanya kehidupan masyarakat Jawa yang begitu buruk terhadap orang Tionghoa di masa lalu. Hal ini di jelaskan pada sistem bisnis dan hukum yang menata berbagai kepentingan budaya sosial di masyarakat secara menyeluruh.  

Ilmu pengetahuan menjadi penting dalam memahami berbagai gejolak kekerasan, dampak dari lingkungan luar, dan berbagai hal terkait moralitas sosial secara umum, dengan adanya konsumsi maka lekat dengan kepentingan aset yang dibangun berdasarkan kepentingan politik ekonomi, di masa lalu pada kehidupan budaya dan karakteristik.

Indonesia, pada abad 21 - injil menjelaskan awal kehidupan spritualitas kristiani - Islam mereka sebagai orang Indonesia, pribumi – Tionghoa baik dalam menjalankan moralitas mereka di masa lalu, begitu juga tokoh agama dalam hal ini dengan berbagai kepentingan seksualitas, pendidikan, kesehatan dan  hukum yang menyesatkan, serta budaya di Kalimantan - birokrasi.

Biologis di tanah Kalimantan – Jawa, menjadi persembunyian orang Tionghoa Hakka - dan Batak di Indonesia, dari berbagai hukum di Indonesia, dan kejahatan mereka di masa lalu 1930an - 1967 dengan berbagai kebualan dan kebohongan yang lantas begitu menjijikan pada spritualitas iman Katolik di bangun kembali Indonesia, tanpa malu 2008 - 2023, pada bisnis - kesehatan itu kekejaman Tionghoa - Jawa berasal.

0 comments

Recent Posts Widget
close