Tionghoa Hakka - kemiskinan terjadi sejak Tahun 1950an berlangsung, untuk melihat berbagai aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat ketika mereka tidak ingin menjadi penganguran dan kemiskinan. Hal ini menjelaskan bahwa ketika mereka bekerja untuk uang, dan bagaimana miskin dan moralitas mereka tumbuh pada kalangan kristiani – pribumi di Kalimantan.
Bagaimana suatu Negara yang miskin akan pengetahuan, inovasi dan berbagai ragam spritualitas menjadi baik dalam melihat berbagai kehidupan sosial budaya dan agama di Indonesia, secara umum. Ketika Jakarta, kota global menjadi persaingan dalam suatu Negara dan sumber daya manusia, maka mereka layak dipahami sebagai masyarakat yang miskin.
Politik ekonomi, muncul dengan adanya pengetahuan mengenai pemahaman tentang kemiskinan dan pengangguran dan moralitas, hal ini tidak ingin
belajar dan lainnya. Tetapi bagaimana mereka hidup pada ekonomi politik dan
masyarakat miskin pengetahuan, dan ekonomi.
Tahun 1999 menjadi momen yang baik, bagi mereka untuk hidup pada
masyarakat kemiskinan pengetahuan, rasa tidak senang, serta penjajahan terjadi,
dan ilmu pengetahuan yang melekat pada inovasi masyarakat Barat, yang kini
digunakan kaum yang anti barat di Indonesia dan sekolah Tionghoa yang dimusnahkan, pada masa orde Baru.
Agama kristiani menjadi symbol dalam kehidupan sosial budaya dan
agama, dalam hal ini dipahami bagaimana mereka hidup dengan moralitas serta
masa kehidupan di hari tua mereka terhadap kemiskinan dan moralitas yang
dibangun berdasarkan rasa budaya malu di tengah masyarakat.
Ketika pemahaman tidak diterapkan baik dilingkungan keluarga,
gereja di Indonesia, dan pendidikan maka miskin spritualitas, dan moralitas
menjadi baik dalam kehidupan secara
umum, karena mereka hidup dalam kemiskinan dan kebodohan yang dibuat, di
Kalimantan – Jakarta, dikarenakan kepentingan ekonomi politik suatu Negara.
Bisnis Tionghoa Pontianak, hidup sekitar pingiran jalan tanpa moralitas
untuk dijual, dan bagaimana mereka belajar dalam kehidupan persaingan yang
kotor berdasarkan agama budha dan kristiani di Pontianak bermula pembantaian 1967 – 2002 di
Kalimantan – Jakarta, dan bagaimana memanfatkan orang dan seksualitas serta
pendidikan Tionghoa – pribumi.
0 comments