Tionghoa Hakka, Bisnis Dan Kekuasaan Oevang Oeray 1967

Tionghoa Hakka – Seringkali hal yang luas biasa akan tampak pada perdagangan dan bisnis di Pontianak, barang yang datang dari Jakarta menjadi baik pada mata uang Rupiah yang menjadi model kehidupan sosial budaya di masyarakat.

Rasa tidak senang menjadi baik dalam persoalan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini pendidikan katolik dan Kristen – pribumi. Pelajari Tionghoa Hakka, dan ekonomi tentunya berdampak pada pembentukan kota Pontianak menjadi awal dari kehidupan sosial di masyarakat adat pedesaan.

Bagaimana mereka menciptakan konflik bisnis, universitas dan pekerja. Hal ini menjelaskan pada tahun 1930an - 1945an sebelum adanya teknologi masuk di Indonesia secara luas, maka orang kampung lebih berkomunikasi secara manual atau tradisional.

Berbagai anggapan mengenai konflik dan budaya akan tampak pada kebuasaan filsafat barat dalam hal ini lebih baik, budaya Barat akan tampak pada pola makan yang tersedia, kebiasaan kehidupan sosial dan pengetahuan yang dipunyai.

Kebuasaan akan  berasal dari budaya lokal masyarakat adat – Tionghoa pedesaan yang berasal dari kehidupan hutan adat, dan berbagai sistem – bisnis lokal secara umum, dapat diketahui perlakukan orang pribumi terhadap budaya dan agama kristiani. 

Sementara, topeng spritualitas akan diketahui pura - pura baik pada bisnis - pendidikan karena tidak baik pada history keluarga di masa lalu. Misalnya pada bisnis pertanian kopra lebih mahal, ketimbang kepala manusia - Kalimantan - Jakarta.

Sementara, sistem bisnis pada Tionghoa Hakka lekat pada perdagangan, kualitas sumber daya manusia. bisnis akan di ketahui pada mata pencaharian Tionghoa Hakka, seperti membuat dan buka kedai Chinese Food makanan pokok masyarakat Tionghoa Indonesia.

Berbagai kualitas masyarakat yang berasal dari persoalan di masa lalu mereka terhadap agama dan pendidikan - hasil hutan dan tambang, baik itu disengaja atau tidak dalam persaingan global yang berasal dari kehidupan perkotaan. 

Rasa tidak senang kaum pribumi terutama di Indonesia, pasti akan lekat hanya agama atau spritualitas berdampak pada kehidupan sosial dalam hal ini tampak dengan moralitas dan etika kehidupan beragama, politik dan budaya.

Toleransi dan kehidupan Tionghoa Hakka - bisnis dan orang akan tampak pada kehidupan spritualitas saat ini, bagaimana pendidikan berlangsung sesuai dengan budaya suatu Negara, dan bagaimana spritualitas - moralitas etika mempengaruhi kehidupan individu, secara pribadi.

Tionghoa Hakka - Dayak, tidak pendidikan tentunya persoalan mengenai moralitas - kemiskinan dalam hal ini pengetahuan, bisnis - pribumi di Indonesia, dengan setiap pekerjaan yang mereka terapkan pada kehidupan migrasi Tionghoa antar Negara atau kepentingan lainnya.

Pontianak, karakteristik Tionghoa Hakka - pribumi, orang dengan kehidupan moralitas rendah, pengetahuan dan inovasi tidak ada berbeda. Itu yang menempatkan dalam kedudukan di masyarakat hingga saat ini.

Penyerangan kolektif, teknologi melalui media sosial dan konsumsi rumah tangga terjadi, perusak manusia, pemerasaan orang Dayak - Melayu - Jawa - Batak di RI - hingga saat ini moralitas dan serta seksualitas - pencegah konflik atau hukum terjadi, tidak berbeda dalam hal ini - pungli di birokrasi - NGO diragukan. 

Bahkan dalam suatu Negara dan lingkungan, pada setiap masa periode kekuasaan - pasar, dalam setiap perayaan agama kristiani terjadi, hal ini berdampak pada Tionghoa Hakka - pribumi di Kalimantan berawal.

0 comments

Recent Posts Widget
close