Tionghoa Indonesia, Agama Dan Kekuasaan Di Indonesia

Jakarta - Ragam budaya, telah menjelaskan adanya perubahan sosial dan agama yang mengajarkan berbagai hal terkait dengan moralitas, hukum kasih dan lainnya. Berawal dari ragam kebudayaan yang lekat pada aspek ekonomis dan konsumsi.

Suatu hubungan dagang akan lekat dengan keuletan dan bekerja orang Tionghoa Indonesia melalui perdagangan yang berasal dari kalangan kelas sosial. Hal ini dapat diketahui bagaimana agama kristiani mengajarkan berbagai hal terkait dengan iman, dan kekejaman umat manusia (Katolik - Protestan) yang dipengaruhi oleh alam.

Pada suatu pandangan politik agama kristiani melalui pengorganisasian dalam suatu gereja memiliki peran terhadap pembangunan manusia yang berasal dari impor pengetahuan, dan agama krsitiani. Politik agama disadari dengan adanya kepentingan sosial dan budaya berasal dari hubungan Orang pribumi.

Pengetahuan manusia akan berasal dari kehidupan agama dan budaya di masa lalu, yang ingin menguasai dari berbagai hal terkait moralitas ekonomi – bisnis dan budaya. Tionghoa - Dayak, berawal dari agama non kristiani berasal dari kaitan kepercayaan berawal dari bisnis di masa lalu, misalnya hasil hutan, dan pertanian serta peternakan 1970an – 90an.

Pada masa revolusi Industri di Jawa secara khusus di Jakarta, maka Tionghoa Indonesia berubanisasi dengan apa yang ada pada ekonomi liberal suatu Negara, hingga teknologi dan lainnya berasal dari Barat. Hal ini menjelaskan bahwa berbagai kebiadaban manusia dan politik di Indonesia, serta berbagai hal kekejaman mereka berawal dari pedesaan menuju kota Pontianak, dapat dipahami demikian.

Ketidaksenangan dalam hal ini berawal dari struktur politik, dan birokrasi yang ada di provinsi hingga mencapai berbagai hal kejahatan, kemiskinan terjadi, serta moralitas dan agama di Indonesia. Hal ini menjelaskan perlakuan mereka terhadap orang imigran di Indonesia, Australia, dan Malaysia.

Tetapi, jika mereka pergi ke Negara lain, dan bekerja pada ekonomi liberal - Barat dengan upah yang mereka terapkan, serta kelakuan moralitas orang Tionghoa – pribumi di Indonesia, sebagai kelas pekerja, buruh, dan pekerja kasar berawal.

0 comments

Recent Posts Widget
close