Wartawan Katolik, dan Pengiat Media Digital, Di Kawasan Tionghoa Pontianak

Pontianak, menghadiri misa syukur pengiat Media Sosial, dan Wartawan di Pontianak. Kebetulan yang hadir adalah orang pribumi dan yang bertugas, tanpa terlihat orang Tionghoa berasal dari bisnis mana pada kawasan Tionghoa di katedral Keuskupan Agung Pontianak. 

Kegiatan ekonomi – bisnis digital dan penyingkiran bagi yang membutuhkan, karakteristik seperti biasanya dengan ala khas masyarakat adat Dayak, dengan konsumsi yang tersedia dengan hidangan alam - lokal. 

Maka, dalam hal ini – di kawasan hutan di Kalimantan, dengan kejam, berbagai hal terkait aspek ekonomi dan kelas pekerja disampaikan ketika itu dalam mengaji. Kawasan Tionghoa - pribumi Pontianak, tidak punya malu moralitas dan kejam pada manusia. 

Kepentingan seksualitas dan berbagai kedok agama Katolik atau berpura - pura baik dan pendidikan dan kesehatan di Pontianak - Jakarta, dan urbanisasi karena seksualitas ekonomi dan politik disini, kekejaman pada khotbah Mgr. Agustinus Agus.

Penyingkiran birokrasi terjadi, dengan baik dan dipahami dengan adanya ulah manusia atau orangtua mereka, ketika berkuasa dan berbagai keluhan kemiskinan di kawasan Hutan, Kalimantan Indonesia, tetapi dengan adanya harga komoditi yang naik turun hingga saat ini.

Pastoral dan suster Indonesia dan Suster Bule yang bertugas termasuk Keuskupan Agung Pontianak, PSE memelihara ternak, dan tanaman lainnya dengan modal yang diketahui berasal dari uang Rupiah di Indonesia. 

Tidak hanya itu saja, kejam dalam aspek hal lainnya telah di utarakan dalam setiap wacana kegiatan tersebut berlangsung pada khotbah itu guna bersaing tetapi berdampak pada penyingkiran untuk berkuasa, dan mata pencaharian.

Hadir pastoral bertugas yaitu perantau, migrasi, dan perdamaian dan keadilan yang berasal dari komisi pastoral. Menjelaskan berbagai hal terkait ketidaknyamanan tinggal di lingkungan paroki juga demiikian disampaikan dengan baik.

Moralitas disampaikan setiap khotbah yang berasal dari kalangan wartawan kompas, majalah duta, Ruai TV 2007, Komsos Keuskupan Agung Pontianak - pengiat media sosial, dan dihadiri oleh mahasiswa yang bekerja. 

Ternyata karakteristik Tionghoa katolik - non, senang mengatur orang yang bukan milik mereka terjadi seperti akhir - alhir ini di Keuskupan Agung Pontianak di setiap organisasi dan komunitas. Rata – rata yang berasimilasi budaya Katolik dan non katolik. 

Dengan kepentingan politik, ekonomi, barang dan jasa. Yang menjelaskan berbagai aktivitas sosial, politik dan agama berasal dari konflik ordo Projo dan Kapusin di Indonesia, juga disampaikan pada kegiatan tersebut, dengan tema mendengar dengan telinga hati pada tanggal 24 Januari 2023.

 

0 comments

Recent Posts Widget
close