Spritualitas, Ragam Perubahan Politik Tionghoa Di Indonesia

Kalimantan - Pada masa krisis ekonomi berakhir, berbagai pembangunan nasional di Indonesia mengagas berbagai hakl terkait sumber daya manusia oleh pendiri bangsa, terhadap karakteristik masyarakat lokal melalui pengajaran agama katolik di pedalaman Kalimantan.

Miskin kota dapat ditemui di Pontianak, akan berbeda jauh dengan perbandingan kota di Ibukota Jakarta, dengan adanya perusahaan asing, dan lembaga Negara dengan upah pekerja, dan gaji yang tinggi berdasarkan moralitas dan etika dalam suatu masyarakat terutama Tionghoa – pribumi.

Birokrasi pada saat itu tentunya akan sulit dengan pandangan politik dan penyingkiran terhadap akses makanan, dan lainnya sehingga kemiskinan terjadi. Partai PDI Perjuangan 1999 - 2008 hingga sekarang, yang berasal dari kalangan masyarakat Dayak – dan wartawan kompas yang tidak jujur dalam setiap peliputan dan media massa Nasional - Kolonial Belanda.

Hal ini terorganisir oleh masa petugas partai dan mengatasnamakan agama katolik di Indonesia, dengan berbagai kriminalitas yang mereka perbuat, baik itu sebagai aparat, birokrasi pemerintah pada masa Oevang Oeray.

Penjelasnnya singkat saja, bagaimana memanfaatkan ajaran agama katolik – Budha dan Konghucu - pribumi pada sistem ekonomi di Indonesia tidak jujur, melalui agama dan spritualitas yang suci. Kekotoran masyarakat Tionghoa – Dayak telah menjadi awal dari kehidupan sosial budaya di masyarakat.

Dengan adanya konflik diciptakan guna memeras berbagai kalangan dengan akses ekonomi digital, pendidikan dan kesehatan pada setiap pemerintahan dan partai politik di Pontianak, Kalimantan Barat. melalui agama katolik untuk numpang hidup (Protestan, Batak - Tionghoa) dan mengumpulkan kekayaan.

Melalui pengurus gereja katolik, dan kejujuran serta aspek berbagai pastoral yang bertugas dalam hal ini dapat diketahui bagaimana karakteristik umat katolik – dan Islam, serta pergaulan yang tidak memiliki etika pada pendidikan dan kesehatan di Kalimantan – Jawa.

Maka, dengan itu bagaimana mereka hidup dengan moralitas dan etika yang rendah pada Tionghoa Indonesia, dan pribumi disini dengan agama katolik dan pelayanan yang mereka buat dalam istilah penyingkiran, dan numpang hidup mereka yang tidak bersyukur dalam memonopoli akses mata pencaharian dan transportasi, serta wisata.

Kriminalitas dan medis merupakan suatu kejahatan yang diciptakan pada lingkungan birokrasi dan pendidik yang ada di lokal, dan universitas berdasarkan kehidupan sosial budaya dan agama yang mereka anut di Indonesia pada masa ini.

 

0 comments

Recent Posts Widget
close