Keuskupan Agung Pontianak, kehidupan rohani berdasarkan Tuhan adalah suatu pengalaman menarik tentang manusia dan kehidupan nyata dalam perjalanan spritualitas. Kesakitan adalah suatu tanda bahwa manusia hidup dalam dosa sebelum adanya kesempatan mengenal Tuhan.
Berbagai tantangan kesehatan yang dialami menjadi imajinasi iman
mengenai teguran akan Tuhan dalam hidup manusia hingga saat ini. Kesehatan yang
terjadi beragam, seperti kecelakaan kaki, tangan ketika beraktivitas, hingga
goa maria runtuh terjadi di sarikan tanda kehidupan spritualitas.
Refleksi rohani penting dalam melihat iman dan sejarah hidup
rohani yang berasal dari kesalahan manusia ketika Madura – Dayak mengalami
konflik. Di ketahui bahwa suster yang hidup membiara dalam kawasan pedesaan
mengalami pengalaman batin yang menakjubkan.
Ketika teguran itu datang, mereka di ingin mendengar masing –
masing ketua orang muda ketika itu, bahwa jangan kesana, itu cerita yang saya
dengar ketika itu. Memang kaum muda disini, begitu tidak ingin mendengar,
kalangan sosial, dan kelas sosial hasil dari pertarungan konflik politik di
dalamnnya.
Ketidaksenangan akan menjadi penting bagi anak – anak mereka
ketika tumbuh, hingga saat ini. Menjelaskan adanya kualitas rohani, dan
berbagai tantagan dalam hidup spritualitas mereka sebagai manusia atau tidak.
Keangkuhan, dan ingin dilayani terjadi berbagai kalangan yang
hidup digereja sebagai awal dari manusia yang berasal dari Orang Dayak. Tampak
dengan kehidupan sosial budaya, dan ekonomi politik yang dilakukan dengan
sengaja.
Penyingkiran terjadi, tidak begitu heran dalam setiap sistem
politik dan moralitas sosial kehidupan, sebagai orang Indonesia, yang ingin
berkuasa. Takdir berkata berbeda, ketika konflik etnik terjadi masyarakat Batak
– Dayak – Tionghoa Hakka, menurut hukum spritualitas, dan budaya politik yang berasal
dari Kalimantan Barat, untuk kolektif menyerang.
Pengurus gereja katolik, itu adalah kristiani yang baru mengenal
Tuhan kalau Tionghoa sebelumnya agama Budha dan Konghucu serta Islam. Cari duit tentu
menjadi terlihat baik, keinginan untuk berkuasa dalam hal ini, Orang Jawa –
Sebelumnya Islam, tetapi banyak bicara kerja sedikit. Apa yang disampaikan setiap homili misa perayaan Sabtu - Minggu.
Karakteristik Suku Dayak 2008, ketika ingin berkuasa tanpa malu, seperti itu adalah milik mereka dalam hidup beragama, Orang yang tidak memiliki malu dimulai dari urbanisasi kemiskinan - penganguran, lapangan pekerjaan - lapangan olahraga, hasil politik lokal tanpa malu, Dayak - Tionghoa - Batak, Yang berasal dari kalangan sosial dan kekuasaan dalam pembangunan di Kalimantan Barat.

0 comments