Pontianak, Dan Tionghoa Hakka Di Kawasan Bisnis Jakarta

Jakarta, kawasan Tionghoa Hakka dari hasil seksualitas dan birokrasi rendah pada tahun 1980an oleh djan. Prilaku bisnis masyarakat Tionghoa Hakka siantan telah menjelaskan bahwa ketika mengumpulkan kekayaan tetapi memeras anaknya untuk mengumpulkan tanah, pada sektor pendidikan.

Tiionghoa Hakka dan Dayak dalam hal ini yang hidup dari seksualitas dan kebiadaban masyarakat adat Jawa, menjelaskan adanya monopoli ketika kekuasaan da bisnis dan kriminalitas dikawasan hutan oleh lai Notaris dan birokrasi rendah anda sebagai Pertanahan di Kalimatan Barat.

Kekerasaan dan kriminalitas dilakukan oleh Sihombing dan Tionghoa Hakka (djan, dkk gen bong), tanpa malu di persekolahan dan gereja katolik Keuskupan Agung Pontianak. Hal ini menjelaskan kekerasan dilakukan telah masuk dipenjara dan pengadilan. 

Itu sebenarnya kriminalitas dan kekerasan dilakukan oleh sekelompok orang Dayak- GKKB, Tionghoa (L) dengan marah - marah terhadap bong adalah pelanggaran hukum. Hal ini, dijelaskan dengan baik oleh para imam untuk diketahui karena kemiskinan di kawasan hutan dan Perkotaan Pontianak menjadi alasan.

Kejahatan bisnis dapat dilakukan melalui perbankan, melalui lulusan dan universitas, dan kesehatan atau medis di Indonesia. Dengan berkedok agama katolik, dan melalui misa dalam kring 6 di pontianak, serta kekerasan verbal dan pelanggaran hukum banyak dilakukan oleh orang Tionghoa, sekitar politisi yang hadir juga maka, Hakka - Dayak di Jakarta - Pontianak.

Seksualitas dari hasil perebutan kekuasaan dan kemiskinan telah di sampaikan dengan cara kejahatan di masa lalu melalui birokrasi, dan Tionghoa Hakka. Masyarakat adat Jawa – Dayak kriminalitas pada dinamika budaya sosial yang berasal dari kelas sosial biasa, dan tenaga medis meliputi birokrasi rendah 1970an - 2023, hingga pensiun hasul biologis.

Kaum muda atau orang muda biasa terjadi jika hidup berpura – pura dengan topeng spritualitas yang busuk atau seperti mengirimkan makanan, tanpa melalui untuk mendapatkan pertemanan,  atau bergaul dan lingkungan marga mislanya. 

Hal ini adalah tenaga medis di Indonesia, Jawa dan Tionghoa Indonesia, dan Dayak dari hasil seksualitas dan kelas sosial, pendidik digereja katolik dan kelas sosial hidup di paroki. Komunitas doa menjadi baik. 

Ketika kepentingan politik, dan numpang hidup dari hasilm seksualitas, dan pengumpulan harta hidup mereka melalui politik, dan birokrasi di Kalimantan Barat, Indonesia. Maka, dapat dijelakan topeng spritualitas, dan pura – pura baik. 

Pada kawasan Lai Notaris Pontianak, di Jalan Gajah Mada hasil kriminalitas masyarakat Jawa - Tionghoa Hakka, dan Dayak pada tahun 1970an - 1989 hingga sekarang, katolik - non kejahatan mereka selama hidup di Pontianak dan jakarta.

Tionghoa Indonesia terutama kaum laki - laki pada orang, dapat dijelaskan kriminalitas hidup di masa lalu, pada masyarakat adat Dayak - Jawa dan persekolahan menjadi penting dalam penyingkiran politik dan birokrasi pada tahun 1980an tepat pada masa Orde Baru dan Reformasi 1998 - 1999.

Masa Revolusi Mental dan Industri pada tahun 2011 - 2023, dan dilanjutkan kepercayaan publik dan tidaknya dalam suatu Negara, maka jelas berbagai hal terkait dengan birokrasi rendah dan medis di Indonesia. 

Hingga saat ini menjadi kebenaran akan Tuhan atas kelakukan masyarakat adat di Indonesia (orang), adalah kebuasaan dan kekejaman hidup nenek moyang hingga saat ini telah diwariskan dengan baik dan jelas.

0 comments

Recent Posts Widget
close