Dayak Iban Budaya Pertukaran Inggris Di Kalimantan

Pontianak, perjalanan menuju perkampungan Kapuas Hulu, lekat dengan konsumsi masyarakat Iban dahulu, dan penyeberang dengan perahu menuju Malaysia, Sarawak dan Inggris. Sebagai ahli bedah, dan kehidupan medical maka berbagai pengetahuan tentang pengobatan disampaikan dengan adanya alternative dan budaya masyarakat Dayak Iban Berasal.

Mengatasi kemiskinan, dan kesehatan di Keuskupan Agung Pontianak, menjelaskan berbagai hal terkait dengan pengobatan sebagai pendekatan culture atau budaya sosial masyarakat Dayak setempat, Hal ini menjelaskan bahwa berbagai hal terkait dengan generasi ke – 3 dayak Iban bermukiman dengan kelahiran 3 November 1989 pada setiap momen jiwa – jiwa di api penyucian dan kerohanian.

Hal ini menjelaskan dengan baik, bahwa pengobatan dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk yang baik, sebagai wadah terhadap persaingan global yang sehat berdasarkan pengetahuan medis, dan kerohanian, di Keuskupan Agung Pontianak.

Mungkin ketidaksenangan kaum pribumi, dan tutur kata masyarakat akan dipahami dengan adanya tidak bersaing secara sehat, melalui konsumsi dalam bahasa setiap momen politik di Kalimantan Barat tepatnya di Kota Pontianak. 

Maka, dengan ketidaksenangan masyarakat adat terutama masyarakat Dayak yang baik sub suku berdasarkan hasil dan kepentingan mata pencaharian, tepatnya dapat digunakan pada tahun 2002 di Keuskupan Agung Pontianak.

Dari hasil pencapaian medis dapat digunakan sebagai bagian dari pengenalan budaya Inggris terhadap budaya Indonesia, pada dunia medis di Gereja Katolik Roma. Hal ini diketahui akan ada rasa keimanan, dan kesenjangan sosial, kesejahteraan ditengah krisis ekonomi, politik dan budaya.

Tahun menjelang perbaikan iman katolik, ditengah isu kaum pribumi maka akan baik, kuliner semprong dapat menjadi momen baik pada setiap waktu dan momen politik di Pontianak dan Jakarta, terhadap berbagai pengenalan buatan egg cake ini, pada budaya Barat.

Hal ini menjelaskan sejarah medis di Keuskupan Agung Pontianak, Sintang terutama Kapuas Hulu dikerjakan oleh para perempuan – perempuan Tionghoa Hakka, bermarga Bong Secin anak bungsu, .

Dengan demikian setiap perjalanan masa kehidupan mengereja dibawah oleh perjalanan misi ekonomi sosial di Keuskupan Agung Sintang 1970an. Mungkin, misionaris bule atau Barat yang pernah mengunjungi tempat itu.

0 comments

Recent Posts Widget
close