Cina Birokrasi, Eat Big Family

Kekristenan hanya dilaksaanakan bagi orang yang taat iman sesuai dengan ilmu teologia mungkin yang dipercaya sebagai imam yang baik bagi umat katolik. Seringkali, budaya Barat yang bar – bar dan hidupnya tidak pada Tuhan menjelaskan berbagai hal terkait kemiskinan spritualitas, dan materi yang diperoleh dari hasil perang.

Ketika hal ini, diketahui bahwa ilmu pengetahuan lebih baik dan ateis terjadi pada budaya Barat yang saat ini mengalami peningkatan menjadi anggapan yang buruk bagi orang Cina atau Tionghoa mengenai ekonomi dan kemiskinan.

Maka, jelas dengan baik sesuai dengan karakteristik hidup dan dinamika sosial yang berasal dari ekonomi politik berdasarkan sistem kehidupan budaya Barat yang menjelaskan adanya perubahan dan dinamika yang berbeda terhadap ilmu pengetahuan dan pola hidup bangsa Cina terhadap spritualitas dan ilmu penegtahuan.

Ekonomi di Cina terjadi dengan baik sesuai dengan diharapkan bangsa Tionghoa Indonesia atas pekerjaan yang mereka buat dalam membangun bisnis di Tanah Air. Tetapi, jika diketahui kebodohan bangsa Cina dalam mencapai tingkat kemiskinan ekstrim, dan kehidupan terhadap perlawanannya bagi pemerintahan Indonesia terjadi.

Agama Kristini dalam hal ini, menjelaskan bahwa penindasan terjadi pada keinginannya mencintai musuh yaitu kaum pribumi Indonesia ketika kaum Tionghoa Indonesia / Cina ini kaya raya. Hal ini merupakan kehormatan hidupnya sesuai dengan ajaran agama kristiani.

Ketika kemiskinan terjadi, bagaimana orang Tionghoa memberikan upah yang rendah bagi kaum pribumi, dan diskriminasi dan kekerasan rumah tangga yang dilakukan bangsa Tionghoa ini terjadi, pada masyarakat Dayak. Hal ini dapat diceritakan sesuai fakta yang baik.

Teologia dalam kemiskinan  dirancang dalam rumah tangga, seperti pembalasan makan yang baik ornag marga djan ini. Sesuai dengan kemiskinan dan kaya hidupnya dalam mengumpulkan hartanya di Pontianak misalnya terjadi dengan baik, sesuai dengan lulusan dan hasil belajar yang diberikan, Itu adalah kelicikan dan kehidupan Tionghoa miskin di Pontianak, terjadi, djan

Sehingga hal ini, baik ketika birokrasi yang ditugaskan untuk bekerja, sehingga enggan sekali. Maka. Dari tahun 1970an dari gaji Rp. 75.000 untuk masa itu, dan sekarang pada masa ini tahun 2000an terjadi gaji yang baik untuk PNS kota Pontianak.

Untuk bisa memberi makan satu keluarga besar. Jika dilacak motif marga ini, terhadap hukum gereja katolik, dan hukum Negara dapat dipastikan kerugian dan hidup orang ini dan keluarganya di Pontianak dengan baik. 

Sebagai ganti ruginya, dan kebejatan hidupnya, dan mulut busuk marga (djan) - Dayak, dapat diketahui terhadap pemerintah untuk menghita secara tidak langsung, politik dan imam gereja katolik.  Sebagai orang Tionghoa hidupnya untuk bertahan dari keterpurukan ekonomi dna birokrasi, hidup berdampingan dengan masyarakat adat disini merupakan realitas hidupnya. 

Di Indonesia, miskin dan gereja katolik apalagi dalam rumah tangga anda di Pontianak, serta bagaimana cara orang Tionghoa mengumpulkan hartanya, padahal setelah birokrasi bekerja sebagai karyawan di Pontianak, dan ketidaksenangan terhadap masyarakat Jawa, kelas sosial dari hasil seksualitas.

Ketika hidup dramatis sebagai orang biasa, kejahatan rumah tangga kaum laki - laki dapat dijelaskan dari hidupnya sekarang ini sesuai dengan moralitas ekonomi dan kebiadaban hidup orang Tionghoa  Indonesia - Pontianak, miskin migrasi terjadi Negara tetangga seperti Malaysia dengan tingkat keamanan rendah. 

Maka sesuai dengan hidupnya untuk memperoleh sumber daya alam dan tinggal, itu adalah history Tionghoa - Dayak, dalam pembetukan Pontianak dan kemiskinan hidup dayak di perbatasan.

0 comments

Recent Posts Widget
close