Pontianak, kemiskinan yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah ketika trasportasi umum tidak lagi difungsikan sebagai sarana kebutuhan. Sepeda lebih sering digunakan masyarakat sebagian dalam kehidupan budaya Barat untuk memanfaatkan kerja yang berasal dari kehidupan modernitas.
Kebutuhan kendaraan roda 4 diberbagai Negara seperti Belanda
menjadi terpaksa untuk digunakan, berbeda dengan Indonesia digunakan sebagian
dari kalangan kelas menegah – atas. Perubahan kota masyarakat Tionghoa yang
berasal dari hasil ekonomi terjadi diperkotaan dengan sistem ekonomi politik.
Pada tahun 2011an perkotaan terjadi dengan adanya sistem ekonomi
masyarakat kota berdasarkan hasil dari tingkat kemiskinan yang terjadi pada
masyarakat adat. Tionghoa berdagang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota
yang berasal dari moralitas dan pemerasan yang berasal dari kalangan birokrat
dalam sistem ekonomi melalui pajak.
Hampir dari tingkat kemiskinan di Indonesia, membutuhkan dan amal
dari gereja – gereja katolik, berasal dari kalangan sosial kebawah dengan
kehidupan moralitas dan hidup masyarakat desa yang kehidupan moralitas dan etika
yang buruk kaum Tionghoa di perkotaan. Rasa tidak memiliki terhadap budaya
lainnya tentu menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi pedesaan.
Ketika hal ini terjadi dengan adanya budaya masyarakat adat yang
berasal dari tingkat kemiskinan berasal dari penduduk asli seperti Jawa, Batak,
dan Dayak serta Betawi yang berurbanisasi dan migrasi maka terjadi dari
kemasyarakat adat yang hidup pada orang Indonesia dari hasil seksualitas hidup dalam suatu
Negara.
Maka, dapat diketahui dengan baik adalah ketika hidup sebagai warga negara miskin, dan kejahatan kaum
pribumi di Indonesia, yang begitu buruk terhadap spritualitas dan hidup dalam
suatu Negara maju menjadi negatif, namun memiliki masalah hidup dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam
perkampungan Tionghoa Indonesia tergusur oleh masyarakat adat karena kebangkrutan dagang.
Dengan begitu, hal ini terjadi dengan adanya kehidupan masalah
lalu dan dosa yang berasal dari latar belakang kehidupan sosial culutre Tionghoa
Indonesia dan masyarakat adat di masalalu terkesan menarik. Hal ini menjelaskan adanya prubahan
hidup yang baik di negara kaya bagi orang Tionghoa di Indonesia.
Untuk hidup dalam aspek ekonomi masyarakat Tionghoa dalam
perdagangan, hati manusia terutama kaum pribumi tidak luput dari hidup sosial
budaya, masyarakat adat yang memiliki perbedaan terhadap agama dan moralitas
ekonomi. Maka, terjadi dengan adanya desakan hidup di masa lalu hingga saat
ini.
Keburukan kaum pribumi Indonesia memperlakukan kaum migrasi seperti Tionghoa akan tampak dari hidup di masa lalu, baik dalam sistem ekonomi, dan politik, djan di Pontianak. Maka, diketahui bagaimana hidup bertahan dikawasan hutan dan modernitas di Indonesia dari tingkat kemiskinan hidup di Negara maju ke 98 ini hingga masuk agama katolik di Keuskupan Agung Pontianak.
Dengan memeras akan baik dalam rumah tangga, dengan hasil hutan yang diperoleh akan tampak pekerjaan dan kehidupan dalam kehidupan rohani dan RT ini, tampak dari kebuasaan dalam megumpulkan kekayaan tetapi merugikan orang lain.
pola hidup secara rohani kawasan culture djan dan Dayak Iban menjadi menarik. Hal ini dan kebusukan hidup kolonial, tanpa sebagai hidup kriminalitas untuk bertahan hidup, tidak berbeda jauh hidup miskin sebagai orang Pribumi - Chiness, melalui Rumah Panjang, dan sistem rohani yang baik untuk dipertahankan.
0 comments