Politik etnik akan lekat dengan suasana di Pontianak, begitu juga dengan pemahaman idelogi suatu Negara Indonesia, yaitu Ideologi Pancasila. Yang perlu dipahami adalah ketika krisis air bersih, pangan telah berlanjut hingga saat ini tentu berdampak pada ekonomi politik yang menjadi pijakan dari setiap konflik terjadi.
Kepentingan ekonomi yang memiliki konsumsi yang berada pada kelas
menegah adalah ketika kehidupan konsumsi begitu laju di Pontianak. Hal ini
menjelaskan berbagai fakta yang ada di pasar, serta market yang lebih modern
bagi masyarakat kota.
Politik 2025 di Kalimantan Barat, menjadi tempat para pendatang,
intelektualitas untuk berkunjung dan mengkritisi tempat – tempat yang layak di
ketahui dengan baik sesuai dengan kehidupan lokal.
Maka, amat diketahui dengan adanya budaya konsumsi masyarakat terjadi
pada tahun 2025, dengan pola dan cara hidup yang begitu tidak baik. Terutama
dalam sistem politik dan agama di Pontianak.
Dengan berbagai masalah kehidupan sosial budaya, masyarakat pedesaan
yang diketahui dengan adanya budaya masyarakat adat yang berasal dari
kemiskinan dan cara hidup gereja, dan masyarakat adat merupakan contoh dari
sekian banyak masalah sosial, dan konflik identitas disini.
Cara hidup masyarakat untuk mengetahui bagaimana hidup disini, berasal
dari masyarakat menegah dengan konsep kehidupan budaya yang masih bar – bar,
dan buruk dalam kesehariannya terutama pada masyarakat dayak dan Jawa dari
hasil asimilasi dan transmigrasi.
Hal ini menjelaskan bagaimana, sistem ekonomi Tionghoa Hakka, disini
berjalan sesuai ekonomi perkotaan, kabupaten, dan desa. Maka, dijelaskan dengan
baik sesuai dengan dinamika budaya sosial yang berasal dari perjuangan kelas
dengan konsep pengetahuan yang tersedia melalui internet.
Ini menjelaskan berbagai pola hidup masyarakat adat, dan budaya yang
berbeda ketika migrasi terjadi begitu juga dengan dinamika budaya sosial
masyarakat adat yang berasal dari kalangan miskin, dan kaya dengan cara tidak
berjalannya ekonomi dalam rumah tangga, dan pasar.

0 comments