Batoe Tulis di Kota Bogor Memiliki Istilah

Sebuah catatan sejarah, terutama dalam tulisan berjudul De Batoe Toelis te Buitenzorg (Batutulis di Bogor). Ini merupakan tempat bersejarah bagi Indonesia ketika itu, dan kini. Dimana seorang ahli bernama Holle mengatakan bahwa sejarah kota tersebut dikenal sebagai Kota Bogor, dan memiliki kampung yang bernama Cipaku. Ketika itu, akan banyak diketemukan pohon paku.

Sehingga, menurut Holle, nama Pakuan ada hubungannya dengan hadirnya Cipaku serta pohon paku. Mungkin istilahnya adalah Pakuan Pajajaran bermakna pohon paku yang berjajar (” op rijen staande pakoe bomen “).

Keindahan kota bogor saat ini tentunya, dapat diketahui ketika masa penjajah, dimana banyak ahli seperti H. Ten Dam (1957), mempelajari kehidupan sosial-ekonomi petani Jawa Barat dengan pendekatan awal sisi perubahan histori. Perubahan yang berlangsung ketika itu tentunya mempengaruhi keberadaan dan perkembangan kota tersebut hingga saat ini.


Sementara, jika memahami laporan Tome Pires (1513) dijelaskan bahwa ibukota kerajaan Sunda itu bernama ” Dayo ” (dayeuh) serta terdapat di daerah pegunungan, dua hari perjalanan dari pelabuhan Kalapa di muara Ciliwung. Nama ” Dayo ” didengarnya dari masyarakat atau pembesar Pelabuhan Kalapa.

Jadi, jika orang Pelabuhan Kalapa memakai kata ” dayeuh ” (bukanlah ” pakuan “) apabila memiliki maksud untuk menyebutkan ibukota. Sedangkan yang membedakannya dalam pembicaraan keseharian, adalah dipakai kata ” dayeuh “, sedang dalam kesusastraan dipakai ” pakuan ” untuk menyebutkan ibukota kerajaan.

0 comments

Recent Posts Widget
close