Pengerakaan Massa : Ruang Publik Di Tutup

Pada tahun 2020 ini, dapat diketahui segala aktivitas masyarakat, yang dimulai dari kesehatan masyarakat berlangsung bersama dilakukan, yang sebelumnya kawasan alun-alun Kapuas, itu bangunan Belanda dahulunya. Kali ini, tempat tersebut sudah banyak yang berolahraga disana, sekarang sudah bersepada, tetapi telah ditutup belum dibuka kembali.

Dengan perpanjangan politik yang panjang, hingga pajak yang mereka gunakan tidak sesuai dengan peruntukan. Bagi ku, bangunan Belanda merupakan arsitektur terbaik diseluruh dunia, Hanya saja dalam pergolakan politik pemimpinnya walikota sebelum periode 2020 itu, merobohkan kawasan tersebut.

Kewenangan telah tergambar, bahwa ada perlawanan terhadap pembangunan. Ini begitu buruk dimata seluruh masyarakat, Tetapi, pajak terus berlangsung, apa bedanya dengan mengais-gais pajak guna pembangunan.

Syukurnya, dalam pembangunan gereja, diperuntukan dengan baik, Tidak ada pemberontakan, hanya kaum mereka Melayu yang melakukan itu. Begitu anarkisnya mereka, melakukan perlawanan politik dengan anarkis.

Di tengah persoalan ini, mencuat diberbagai coretan sepanjangan sungai Kapuas kota. Dalam hal ini, memungkinkan kah akan ada konflik, dan sejenisnya bagi kaum agamis  yang mengatas namakan mereka yaitu ideologi Islam. Ini, begitu memprihatinkan, dengan perubahan sejarah yang berbeda.

Dengan Berbagai persoalan politik, bahwa keterlibatan para sultan terdahulu terhadap pembangunan sangat buruk. Begitu, juga kaum agamis Islam yang di khwatirkan sebagai kaum penyimpangan ideology bangsa.

Kali ini partai dari PDI Perjuangan telah membuat gejala umatnya  yang ada di jalan Pancasila, Pontianak sebagai bagian dari ideology bangsa.

0 comments

Recent Posts Widget
close