Landmark Kolonial Belanda : Masyarakat Kota Pontianak, Kalimantan Barat

Pembangunan kota Pontianak, yang kini memiliki kesan terhadap pembangunan masyarakat Melayu, dengan ornament yang dibentuk berdasarkan rumah panggung masyarakat Melayu. Bukan lagi Kolonial Belanda,

Pembangunan yang dibentuk berdasarkan hasil pajak masyarakat kota Pontianak, dengan berbagai kebutuhan fungsi masyarakat kota, dengan kesehatan masyarakat kota, yang memang memiliki perbandingan berbeda dengan Garden sebelumnya yang diketahui baik, dalam suatu Negara seperti Kolonial Belanda.

Pada masa itu, pemerintah yang kini dipimpin oleh seorang Arsitektur,  merupakan salah satu walikota Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, karoer politik yang memang berada pada posisi  seorang CPNS  Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak, yang merupakan dari sistem pembangunan yang ia terapkan.

Pembangunan yang tidak begitu diminati oleh wisatawan asing menjadi ikon baginya, untuk melihat kemajuan dan arsitektur Negara – Negara maju untuk diterapkan berdasarkan sistem pemerintahan yang di pimpinnya.

Dengan hasil pajak yang dimiliki, dengan ekonomi masyarakat berdasarkan sistem konsumsi, penerbangan, dan perhotelan menjadi pendapatan utama kota Pontianak sebagai jalur ekonomi yang tersedia bagi mereka, yang berada pada birokrasi di pemerintahan ini.

Taman kota, dibentuk dengan persoalan kunjungan yang memang dapat diketahui hasil dari sistem ekonomi di masyarakat yang masih minim terhadap pambangunan dan ekonomi kreatif yang sebagai sumber dari sistem pembangunan di masyarakat.

Pembangunan jalan, yang memang memiliki kisah dengan bangunan Kolonial Belanda, yang terletak pada jalur jalan disebut Jln. Zainudin, merupakan salah satu bangunan Belanda, telah menjadi pusat pemerintahan walikota Pontianak.   

0 comments

Recent Posts Widget
close