Ketika Krisis Yang Terjadi Di Masyarakat Urban Kota Pontianak 90an

Persoalan politik masyarakat kota akan terlihat dari perlakukannya terhadap berbagai persoalan mereka, dimulai dari fasilitas public, akses kesehatan, serta sumber produksi dan distribusi. Jika diketahui bahwa ketika pemerintahan suku Siregar menjadi pembangunan dalam sistem pemerintahan di Kota Pontianak, tentunya mengarah potensi konflik serta akses ekonomi politik yang mereka terapkan.

Terhubung dengan hal ini, masyarakat suk batak yang datang dengan kepadatan penduduk serta persoalan yang mereka terapkan dengan sistem budaya politik yang mereka terapkan, serta mendatangkan keterhubungan melalui kekerabatan yang mereka lakukan, pola perpindahan penduduk mereka tampak dengan keterlibatan suku Melayu, dan Daya serta peran mereka di Kalimantan Barat hingga menyebar ke pedesaan, dan kota.

Akses sumber ekonomi politik yang mereka terapkan tentunya mengarah pada sumber ekonomi politik dengan sistem tradisi dan budaya yang mereka terapkan. Sehingga dalam hal ini, berbagai hal terkait dengan pelanggaran mereka pada masa ini. 

Dengan adanya Golkar sebagai pendukung politik mereka di Kalimantan Barat, jika di detailkan, untuk marga Marpaung, dan Silaban akan saling terkait dengan berbagai peristiwa yang menjadi salah satu potensi konflik identitas ketika itu, dimulai dari pola tempat tinggal.

Berbagai pemahaman yang muncul dengan mengerakan massa, maka aparat keamanan juga dikerahkan untuk menahan potensi konflik yang muncul di masyarakat. Kini, yang mereka terapkan adalah, melalui sistem kesehatan masyarakat melalui rumah sakit, dan pendidikan di Kalimantan Barat, dengan melibatkan pihak Gereja Katolik, Keuskupan Agung Pontianak.

Apa yang menjadi catatan terhadap peristiwa yang berlangsung selama Orde Baru, mungkin bisa dipahami dengan konflik yang terjadi pada masyarakat pedesaan ketika itu, dalam hal ini masyarakat Tionghoa, dan berbagai persoalan konflik yang mereka ciptakan. atau tercipta karena memperebutkan sumber daya alam, dan keunggulan manusia diberbagai bidang pengajaran, di Sintang.

Konflik identitas merupakan salah satu identifikasi bagi mereka, dalam melihat persoalan yang terjadi dengan berbagai persoalan buruh, serta lainnya dengan aspek ekonomi politik, pada dasarnya mereka ingin menguasai sumber ekonomi masyarakat Desa.

Apa yang menjadi penting terhadap hal ini maka dapat diketahui dengan persoalan konflik yang tidak bisa dibendung hingga saat ini. Dengan mengarahkan konflik yang terjadi di masyarakat tentunya memberikan gambaran terhadap aspek kebudayaan mereka.

Untuk bertahan dengan berbagai konflik maka, persoalan datangnya mereka terhadap berbagai keterlibatan mereka, muncul pada akses budaya yang mereka terapkan di masyarakat. 

Sehingga dalam hal ini, masyarakat Jawa ketika berpindah penduduk, dan bekerja di Ibu Kota, dalam hal keprihatinan mereka, dengan berbagai persoalan terhadap akses ekonomi, telah diterapkan dengan di Kalimantan Barat, berbagai kerusuhan yang terjadi.

 

0 comments

Recent Posts Widget
close