Tionghoa Hakka 1980 - Bisnis & Kekuasaan, Di Kawasan Hutan

Sintang – tertua untuk pelayanan injil dalam kehidupan spritualitas masyarakat Dayak di tanah Kalimantan. Dengan adanya tingkat spritualitas yang lantas baik terhadap berbagai pencobaan manusia di kawasan hutan yang bar – bar.

Kehidupan hutan lekat pada masyarakat primitive, dan konflik hutan yang berdampak pada pembunuhan manusia, dan kesehatan pada masa modern. Maka, hal ini diketahui bahwa berbagai kemungkinan yang terjadi dikawasan hutan yang dibabtis berdasarkan dosa dan kedatangan Islam – Jawa di Kalimantan Barat.

Kronologi dan konflik di berbagai wilayah seperti di pedesaan dan kota, ditinggal masyarakat Tionghoa Hakka Pontianak yang hidup pada bisnis  di hutan Kalimantan, senang membuat keributan adalah masyarakat pribumi (Melayu - Jawa) – Tionghoa Hakka perkotaan non kristiani yang berasal dari kepentingan Bisnis Industrial - seksualitas.

Pada masa itu, berbagai kepentingan budaya, politik dan kekuasaan bisnis tidak jauh dari kehidupan yang tidak patuh pada hukum dan budaya atau adat yang berasal dari kehidupan lama di masyarakat primitif Tionghoa - pribumi. Sistem pertanahan yang dibuat berdasarkan keinginan untuk menguasai dan kekuasaan yang baik untuk diketahui dengan adanya dosa kehidupan di masa lalu. 

Kalimantan, memiliki cerita terhadap berbagai persoalan yang mereka kerjakan berdasarkan sistem bisnis dan budaya serta agama yang mempengaruhi berbagai kepentingan konsumsi pada tahun 1950an – 1999 di Jakarta berawal Tionghoa - Jawa non kristiani.

Kemajuaan pengetahuan dan hutan memiliki dampak terhadap pengelolaan yang mendasari berbagai moderinitas dan kehidupan Tionghoa Hakka di Pontianak. Hal ini akan berbeda jauh mengenai persoalan kehidupan budaya dan agama kristiani yang membuat mereka hidup berdasarkan kekuasaan – bisnis.

Bagaimana mereka hidup dalam perperangan diganti dengan sistem kesehatan, pendidikan dan uang hal ini menjelaskan adanya pola pikir yang memang berasal ikutsertaan kaum pribumi  Jawa – Dayak dalam spritualitas yang diciptakan berdasarkan pendidikan dan kesehatan yang lakukan pada masyarakat Desa di pedalaman Kapuas hulu.

Hal ini berawal dari lingkungan ibadah kristiani - spritualitas, menuju pada ketidaksopanan, etika dan moralitas selama hidup beragama di Kalimantan – Jawa pada tingkat lebih luas, dan lebih kecil pada bisnis – pribumi ( Jawa – Tionghoa Hakka – Melayu – Dayak ) yang begitu jahat 2002 – 2011, atas pembagian jabatan dan kekuasaan 1945 di RI sebagai dosa untuk dibabtis.

Karakteristik Tionghoa Hakka, atau sesama mereka masih saja bisa berkonflik sebagai ciri mereka, terhadap kaum pribumi di Pontianak. Pola kehidupan kolektif, dan hidup pada spritualitas yang sama masih saja demikian. 

Berbeda jika sesama pendidikan kaum Tionghoa - pribumi, dan kelas sosial dan bisnis atau uang dalam hal ini pada kesalahan dosa asal di masa lalu 1960an - 2008, dalam mengumpulkan harta dan hasil hutan, sistem kekuasaan dan spritualitas.

0 comments

Recent Posts Widget
close