Organisasi Pengusaha, Katolik Di Keuskupan Agung Pontianak

Organisasi pengusaha, yang memang berasal dari kalangan masyarakat Tionghoa Perantau di sekitar lingkungan keuskupan agung serta berbagai hal terkait ketidaksenangan masyarakat Tionghoa dan pribumi pada orang Jawa terjadi.

Terjadi ketidaksenangan ketika beribadah terjadi, hal ini berasal dari peran serta masyarakat yang berasal dari kalangan pengusaha dan birokrasi, ada pula yang non birokrasi. Maka, dapat dijelaskan adanya status sosial, ekonomi yang berbeda untuk diketahui.

Pada masa ini, dapat diketahui bagaimana hidup beragama katolik meletakan berbagai dasar dari kebutuhan konsumsi masyarakat disekitar pasar dengan kepentingan kesehatan serta lainnya, yang berasal dari kalangan pengusaha dan birokrasi.

Maka, tahun berlangsung dengan adanya ketidaksenangan suatu tantangan sekitar gereja katolik, berasal dari bahasa, komunikasi, dan lainnya menjadi bagian dari etika dan moral dalam sistem perdagangan ekonomi yang telah dikerjakan hingga saat ini.

Ketidaksenangan kaum pengusaha, dengan kelompok mayoritas yang dibentuk oleh organisasi gereja katolik, setidaknya menjadi catatan terhadap perubahan sosial, konsumsi dan moralitas mereka selama mereka hidup beragama dan berkepentingan.

Pribumi akan  tampak dengan hasil yang diperoleh dari ketidakjujuran berdagang di masa lalu, dengan adanya wilayah di daerah yang ada di  Kalimantan Barat, etnik berasal dari Tionghoa – melayu – Dayak berasal dari kalangan sosial kebawah. 

Dengan adanya kepentingan urbanisasi dan moralitas serta etika yang tidak baik dilingkungan Keuskupan Agung Pontianak – Kalbar (orang) pengusaha – perduki, Pontianak 5 Maret 2023 (keluhan umat). Guna menyandang status sosial birokrasi, dan kelas sosial memaki, bahkan mengusir tidak lebih dari perkara mereka terapkan. 

Bagi kaum pribumi tentunya muncul terjadi aksi ketidaksenangan terhadap agama katolik dan non kristiani, masing – masing dengan kehidupan budaya dan ekonomi dari tingkat pengenalan akan Tuhan.  Tidak berbeda jauh pada kepentingan politik di daerah dan kota. 

Ketika kedok agama katolik menjadi tameng atas hal ini, maka berurbanisasi dan migrasi dalam perjelanan bisnis menjelaskan bahwa ingin diperlakukan baik, tetapi tidak dapat memperlakukan orang lain dengan baik, baik dengan kelas sosial biasa - menegah, dalam suatu Negara.

 

0 comments

Recent Posts Widget
close