Pontianak, seringkali ketika penghujung misa di paroki diadakan
dapat diketahui bagaimana iman tumbuh diantara kalangan anak – anak, dewasa,
dan lansia. Hal ini untuk diketahui bahwa berbagai hal terkait dengan sejak
kapan pengenalan agama filsafat terjadi.
Ketika hal ini, berdampak pada mentalitas, spritualitas, dan
kebaikan manusia yang hendak bertopeng spritualitas dengan buruk di area
lingkungan gereja katolik di Keuskupan Agama Katolik. Biasanya dalam hal ini,
iman katolik tidak demikian berbeda dengan non kristiani – Islam di Indonesia.
Memahami berbagai hal terkait dengan moralitas sosial, dan
budaya masyarakat akan berbeda dengan kehidupan sosial budaya dan lingkungan
gereja katolik. Sejarah penyebaran agama katolik di Kapuas Hulu 1880 – 1930, akan terlebih dahulu ketimbang di wilayah
provinsi Kalimantan Barat.
Memanfaatkan ajaran agama katolik, hanya akan diketahui bagi
mereka yang hidup dalam pengajaran agama katolik dalam rencana kehidupan sosial
budaya, dan agama yang berasal dari Protestan – Islam di Indonesia, dengan
alasan seksualitas, dan ekonomi.
Ketika hidup secara kolektif menyerang tentunya berdampak
pada budaya katolik yang lantas berawal dari agama katolik saat ini. Kejahilan
kaum masyarakat biasa, dan kelas sosial karena tingkat pendidikan rendah, kesenjangan sosial, kelas sosial, dan seksualitas.
Hal ini menjelaskan bawah iman katolik yang tumbuh di
Pontianak, tidak demikian baik. Begitu juga, pada non binatang mereka terhadpa
pengetahuan, terutama kaum Tionghoa beragama Budha – Islam dan Konghucu di
Pontianak 1967 hingga sekarang..
Yang perlu diragukan dalam hal ini, mengenai hukum Negara,
dan hukum gereja Katolik, menjelaskan setiap fenomena yang terjadi hingga saat
ini. Tidak hanya dilingkungan rumah tangga, dan gereja katolik, tetapi dalam
tempat bekerja juga demikian serta pasar tempat konsumsi yang sehat.

0 comments