Bagaimana Dayak Pedalaman, Konsumsi Tionghoa Hakka Di Pesisir ?

Pontianak, urbanisasi ekonomi telah terjadi dengan berbagai hal terkait dengan perubahan hidup, kesejahteraan, dan kesehatan. Ketika hal ini penting dalam melihat dinamika budaya, seiring pembangunan budaya sosial terjadi hingga saat ini. Budaya masyarakat adat Dayak pedalaman tidak berbeda jauh dengan budaya Barat di Inggris.

Maka, diketahui dengan adanya perubahan sosial budaya, agama katolik masyarakat adat hingga saat ini. Budaya sosial akan dilengkapi dengan masyarakat adat di Indonesia, dengan ragama dan kebutuhan hidup yang mencolok dengan masyarakat adat hingga saat ini terjadi.

Perubahan hidup akan mengarah pada dinamika sosial, persaingan sosial dan budaya masyarakat setempat. Asimilasi budaya, akan tampak pada kebuasaan dan kekejaman suatu bangsa yaitu Tionghoa Indonesia - Dayak, dengan aspek kebutuhan masyarakat adat, pada spritualitas.

Kalimantan Barat, merupakan tingkat spritualitas yang tinggi ada di Sejiram, Kab. Sintang, akan berbeda dengan masyarakat adat Jawa yang sebelumnya didominasi atau mayoritas Islam. Maka, dengan adanya dinamika budaya, akan lekat pada kebudayaan lokal di Indonesia. Bahwa setiap konflik masyarakat adat di Indonesia, akan tampak pada kelas sosial yang membentuknya.

Tahun 1970an, tepatnya masa Orde Baru, dalam hal ini perebutan kekuasaan akan tampak dengan kebudayaan lokal yang berasal dari dan penyingkiran masyarakat Tionghoa di Indonesia, meliputi birokrasi, ekonomi, dan kehidupan sosial.

Tahun yang dalam hal ini mayoritas masyarakat di Indonesia, lebih banyak adalah agama Islam ketimbang kristiani. Maka, dengan adanya kehidupan budaya sosial, akan berasal dari budaya masyarakat setempat berdasarkan dinamika sosial masyarakat sebelum adanya persoalan teroris di Indonesia.

Teroris di Indonesia, memiliki nilai terhadap budaya sosial yang berasal dari tingkat kemiskinan, ketidakjujuran dalam hal ekonomi, dan budaya suatu bangsa masyarakat adat di Indonesia, hal ini memiliki dampak pada perubahan sosial, yang terjadi di Kota Surabaya yang tahun itu memiliki peranan penting terhadap asimilasi seksualitas.

Dalam suatu perkampungan akan tampak dengan budaya sosial, yang berasal dari kaum masyarakat adat di Indonesia, misalnya masyarakat Dayak wilayah pesisir dekat pantai akan berbeda dengan budaya masyarakat Tionghoa di perkotaan melalui konsumsi makanan, pendekatannya seperti itu 1930an – 1970an.

Sehingga, konflik etnik akan tidak ada jika adanya kegeraman budaya, masyarakat setempat terhadap budaya lokal Di Singkawang kota Tionghoa, dengan budaya masyarakat adat Dayak disana, akan memiliki karakteristik bertutur kata dalam bahasa, ekonomi, dan rasa syukur terhadap agama kristiani, melalui kelas sosial yang keras di jalanan, seperti konsumsi.

0 comments

Recent Posts Widget
close