PERDUKI Tionghoa Indonesia, Dan Birokrasi 1960an – 2022 Di Kalimantan Barat

Jakarta, PERDUKI -  Keuskupan Agung Pontianak - Sintang, itu istilah bagi pengusaha yang berasal dari agama katolik RI, dan birokrasi. Hal ini dsampaikan setiap kegiatan yang ada di Pontianak dan Jakarta nantinya. Kejahatan di masa lalu di birokrasi kepada djan di Kab. Sintang telah menjelaskan kehidupan yang berasal dari kepolisian RI.

Ketika itu, yang menjabat adalah orang NTT Uskup Isak Doera, dan kehidupan miskin bangsa Indonesia, dan Orang Tionghoa Hokkien di Jakarta, dengan persaingan masyarakat Tionghoa dan Pribumi hasil seksualitas masyarakat Dayak di Pontianak Berasal.

Kebuasaan dan kekejaman bangsa Pribumi, Tionghoa Hakka 1930 - 2002, dan Pribumi adalah seksualitas, dan kekerasan dan ketika menguasai Ekonomi - Bisnis melakukan Kriminalitas Sihombing (anak kedua) Kriminal, di RI 2022, dan Djan di Pontianak, jenis kelamin laki – laki 1980an. 

Dengan bermodal menjadi guru yang baru berasal dari kalangan Tionghoa, atas kejahatan di Pontianak atas agama katolik dan Budha serta Islam Indonesia, untuk numpang hidup dan bekerja sebagai tenaga medis dan pendidik, Itu adalah awal dari kehidupan pribumi Indonesia beragama kristiani.

Kemiskinan, 1980an Tionghoa - Pribumi Indonesia ketika bekerja di Jakarta, sebagai birokrasi, perusahaan swasta, untuk numpang hidup pada ekonomi liberal suatu Negara seperti Malaysia terjadi. Hal ini menjelaskan kriminalitas dan kehidupan seksualitas di Jakarta terhadap pembangunan di Ibukota Jakarta - RI.

Hal ini menjelaskan bahwa kejahatan masyarakat adat Dayak telah direncanakan oleh komunitas dan agama katolik kaum pribumi dari hasil seksualitas masyarakat adat di Indonesia. Kejahatan yang kaum pribumi dan Tionghoa, kepada Djan di Pontianak menjelaskan hal tersebut 2019 - 2023, anak Tetua di RT.

Teroris, kedok agama katolik - non, telah disampaikan dengan baik, adanya kepentingan migrasi dan dinamika budaya serta kebuasaan masyarakat pribumi yang mencakup orang Batak, Dayak, Melayu, Dan  Jawa serta Tionghoa di Indonesia, termasuk Timur.

Katagori hal ini disampaikan seperti Orang, yang ingin kekayaan dan kehormatan dan kesehatan menjelaskan hal tersebut, sejak kapan mereka hidup sebagai tenaga medis, dan pendidik 1945 – 2023. Penyingkiran birokrasi dan pengusaha di Keuskupan Agung Di Pontianak, menjelaskan hal tersebut secara detail di Pontianak dan Jakarta.

Berasal dari kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia, hasil menugasan dan kehidupan sosial, dan masyarakat adat, dengan filsafat. Kemiskinan menjadi baik, bagi mereka awalnya melakukan kejahatan pada marga Djan di Kab. Sintang dan Pontianak. 

Hal ini berdampak pada birokrasi pembangunan di daerah pada masa Gubernur Oevang Oeray (Dayak Kapuas Hulu) 1960 - 1966, di Kalimantan Barat dan Tionghoa Hakka. Pada masa Uskup Isak Doera, dan Heronymus Bumbun OFM. CAP, di Keuksupan Agung Pontianak. 

Menjelaskan dengan baik, ketidakpercayaan dunia, dari sistem pendidikan dan tenaga medis di Indonesia, dalam hal ini. Untuk membenarkan diri di masa lalu, mereka hidup di gereja - gereja Katolik dan kedok agama untuk berkuasa.

Kejahatan masyarakat Dayak - Tionghoa (djan genetik Bong), dan Jawa dapat disampaikan dengan baik, dalam setiap rentang waktu yang ditetapkan dari tahun 1980an, hingga sekarang oleh Notaris melalui rumah Negara. 

Pada tahun 2019 - 2023. Pada sistem ekonomi, dan transportasi, serta hukum, oleh Istilah Yusup - budak orang Timur - Dayak. Pelanggaran hukum dilakukan label pengacara itu katanya, tetapi tidak patuh hukum dan Ngotot, dengan kekerasan verbal dan fisik terjadi dilakukan oleh mereka,dan datang kerumah sejak masa Walikota Sutarmidji M.Hum.

Maka,  dapat diketahui dengan jelas apa yang mereka kerjakan dan kejahatan dilakukan di masa lalu Tionghoa - Dayak, dan  Batak, oleh sejarah hidup di masa lalu di Pontianak 1967 - 1998, dalam setiap tragedi yang terjadi disini.

 

0 comments

Recent Posts Widget
close