Orang, dengan berbagai hal terkait dengan persoalan sosial budaya, perdagangan menjadi karakteristik Tionghoa Indonesia untuk melanjutkan berbagai sistem keuangan yang digunakan, tetapi hal ini diketahui, setiap keluhan bisnis akan mengarah pada mulut atau pembicaraan berasal dari konsumsi hidup di masyarakat dan gereja, dengan kalangan kelas sosial atas.
Hal ini dijelaskan bahwa mulut menpengaruhi konsumsi hidup Tionghoa Indonesia, yang memiliki komunikasi dan kehidupan sosial yang berasal dari hasil yang diperoleh. Ada juga, mulut Tionghoa Tiochu dan Hakka.
Dapat
dipelajari dengan adanya aspek kehidupan sehari – hari, misalnya ketika
transfer uang, maka engga mengatakan payah, Tionghoa yang tidak pernah bekerja
terutama ditujukan pada Tionghoa perempuan (Orang protestan) - non.
Persoalan yang perlu diketahui pada kelas sosial biasa adalah,
ketika kebutuhan dan kebijakan dapat diperoleh dan berasal dari Tuhan. Imam
dalam hal ini dijelaskan kebiadaban Orang Tionghoa dalam mengumpulkan kekayaan,
dengan berbagai kasus dalam rumah tangga, dan gereja.
Konsumsi dan pedagang, menjadi bagian dari kebinasaan hidup di
masyarakat berdasarkan apa yang dilakukan, dengan pelanggan lainnya. Kalangan
kelas atas, akan berbeda dari kehidupan sosial di masyarakat, antara perlakukan
dan kelakuan ketika berhadapan dengan kalangan kelas sosial atas.
Kemiskinan, menjadi awal dari hidup masyarakat Pribumi di
Indonesia, dengan status sosial hidup di masyarakat, begitu juga Tionghoa dapat
diketahui kekerasan dan kelas sosial, lebih pada kalangan, pedagang, pendidik,
petani, dan tenaga medis, yang menjelaskan dari hasil dagang dijual kemudian di
Potong harga sebagai mata pencaharian dinamikanya.
Hal ini menjelaskan secara detail, bahwa berbagai hal terkait
dengan dinamika sosial, yang berasal dari kalangan sosial, akan mengarah pada
permulaan hidup dalam rentang waktu masa kolonial Belanda, di pedesaan, serta
sejarah pembentukan kota oleh orang Tionghoa di Indonesia.
Maka, untuk diketahui kemiskinan spritualitas, kekayaan atau harta
benda, pada masa itu lebih mengarah pada kehidupan sosial di masa lalu hidup
mereka sebagai agama non kristiani sebelumnya seperti agama Islam, Konghucu,
dan Budha Sebelum pengenalan akan Kristus, hal ini lebih mengarah pada kaum
pribumi juga di Indonesia, dari hasil seksualitas dilakukan masyarakat adat di
Indonesia.
Budaya malu bagi masyarakat Indonesia, adalah salah satu aspek penting terhadap teknologi,
bahasa yang diciptakan oleh masyarakat Barat, yang kini digunakan oleh Tionghoa
dan pribumi di Indonesia tanpa malu, misalnya teknologi yang dihasilkan oleh
USA, dan Eropa berdasarkan produk yang di kembangkan seperti Internet, ponsel,
dan laptop yang kini dijual di market Indonesia.

0 comments