Masyarakat Adat Dayak, Kehidupan sosial Tionghoa Hakka, akan diketahui dengan moralitas dan budaya lokal dan pemahaman agama kristiani. Hal ini menjelaskan bahwa, kekerasan, bisnis, dan seksualitas yang dihasilkan dari utang di Indonesia, pembangunan dan birokrasi masyarakat lokal terjadi penyingkiran pada tahun 1970an.
Hasil seksualitas, menjelaskan adanya budaya lokal mencakup
masyarakat adat Dayak, untuk Kalimantan. Maka, diketahui bahwa ketidakjujuran
pembangunan ekonomi bisnis di Pontianak telah terjadi sejak rentang masa
kolonial Belanda dan ledaknya krisis ekonomi 1998 di Jakarta.
Ketika memahami kehidupan sosial, masyarakat disini Pontianak
menjadi suatu cerita bagi kalangan sosial biasa dalam hidup mengereja. Hal ini
dapat diketahui melalui surat babtis keagamaan yang sebelumnya beragama non
kristiani.
Rentang waktu tahun 1930an, masih pada perebutan kemerdekaan RI,
dan mata pencaharian menjadi sejarah bagi dunia medis di Indonesia melalui gereja dan budaya sendiri yang buas dan kejam. Karena
kebiadaban masyarakat adat di Indonesia, sebagai budaya yang menurut Barat itu
adalah suatu bentuk kegarangan hidup masyarakat lokal di Indonesia.
Maka, dijelaskan migrasi orang Tionghoa di Indonesia, dimulai dari
kemiskinan bangsa Indonesia, dan masyarakat adat disini. Tidak berbeda jauh
pada budaya lokal masyarakat yang seringkali dilakukan sebagai kekayaan dan
kesehatan dijelaskan pada rentang waktu kualitas sumber daya manusia.
Budaya Barat, dengan kemajuaan teknologi, pengetahuan , dan bahasa
menjelaskan keilmuwan hidup mereka sebagai bangsa yang maju. Maka, Tionghoa
Indonesia tanpa malu, terhadap persaingan global, dan pendidikan, serta
kesehatan telah menjelaskan kehidupan sosial, dan pembangunan ekonomi politik
masyarakat Tionghoa Indonesia, terhadap gereja – gereja di wilayah ini.
Sederhana dalam melihat hidup sosial budaya, ekonomi karena pada
tahun 1970an, penyingkiran birokrasi telah dilakukan oleh masyarakat adat Dayak
dan Jawa di Kalimantan Barat, oleh Djan dan Bong di Kab. Sintang, Sejiram. Hal ini,
untuk tidak menjalakan ekonomi bisnis di Pontianak dan Jakarta.
Masa Periode Kekuasaan Di Indonesia
Keberuntunga hidup, untuk diketahui dengan kekuasaan di Indonesia Kemerdekaan, Orde Baru Isu PKI - Tionghoa dan orang Melayu, Reformasi, Revolus Mental, dan Industri, maka dijelaskan kebenaran akan Tuhan.
Dan kebiadaban masyarakat Jawa, dan Dayak
selama berada disini di Pontianak pada sistem birokrasi dan bisnis. Telah menjelaskan adanya kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2020 - 2023 di Keuskupan Agung Di Indonesia.
Itu berarti antara skenario hidup, dan ketidakberdayaan, dan keberuntungan dan harapan serta politik seksualitas dalam rancangan Rumah Tangga, antara orangtua dan nenek moyang dalam hal ini terhadap kenikmatan hidup dan buasnya masyarakat adat dan Tionghoa Indonesia.
Sebelum adanya agama katolik di Indonesia, kejahatan rumah tangga sering terjadi, dengan perlakukan hidup masyarakat Tionghoa terhadap kaum pribumi juga terjadi disini. Biasanya tidakberdaya dalam pembangunan ekonomi di Pontianak.
Dan dengan berbagai hal terkait politik seksualitas, dan kelas sosial menjadi catatan terhadap sejarah panjang pembentukan kota di Pontianak, dalam ruang lingkungan dan batasan yang khusus. Konflik sumber daya alam.
Telah menjelaskan apa yang disebut dengan konflik emas, pada masa Kolonial Belanda, dan konflik etnik pada tahun 1967, dan 1998 pada krisis ekonomi di Jakarta, dan Madura – Dayak. Ketidaksenangan berbagai kaum akan lepas dari iman dan harapan hidup di masyarakat hingga saat ini.
Gereja katolik dalam hal ini di Kalimantan, terdiri dari
masyarakat adat suku Dayak sebelumnya di Kab. Sintang telah menuai hasil yang
baik dalam gereja dan kehidupan rohani masyarakat suku adat, di bidang
pertanian, pendidikan, dan kesehatan di Indonesia, terhadap kemiskinan yang
dibuat.
Disitu diketahui, bagaimana kekuasaan dan pertahanan hidup sosial
dalam hierarki Jawa, dalam hal ini penyingkiran yang dramatis, dan kehidupan
mengereja berawal dari masyarakat adat di Indonesia, terhadap aspek pemerasan,
birokrasi 1945 – 1970an di Kalimantan Barat.

0 comments