Keluarga Kristiani, Negara Dan Teroris

Keluarga kristiani, merupakan salah satu pondasi dari keluarga hebat yang memiliki potensi terhadap berbagai hal terkait dengan hebat, Takut akan Tuhan dan Etika yang baik dalam suatu kebudayaan dan Negara.

Untuk membentuk suatu Negara maka, kualitas sumber daya manusia, akan diketahui dengan adanya budaya masyarakat yang lekat pada kebudayaan lainnya, dengan berbagai ragam dan pengetahuan. Maka, suatu masyarakat dan keluarga kristiani akan memiliki akar terhadap kehidupan sosial di masa lalu.

Ketika hal ini baik dan penting terhadap masalah hidup masyarakat di masa lalu, keluarga membentuk suatu agama katolik dalam hidup sebagai sumber dari masyarakat dan NEGARA. Maka, jika dalam keluarga tidak baik imannya, atau hanya kedok agama akan lekat pada budaya masyarakat adat.

Kehidupan miskin dalam suatu keluarga akan lekat pada kebudayaan masyarakat adat di masa lalu, dengan demikian, bagaimana hidup mereka mengemis pada NEGARA maju, seperti bermigrasi dan bertugas menjalankan kehidupan bangsanya.

Tionghoa Indonesia dalam hal ini lekat pada dinamika budaya sosial di masa lalu yang miskin terhadap Negara dan budaya terutama dalam agama, maka lekat dengan adanya budaya masyarakat adat yang memiliki hidup dan dinamika masyarakat miskin yang berasal dari konflik masa lalu terutama pada tahun 1967 dan 1999, hal ini tentunya membunuh, dan merampas atau menguasai sumber daya alam, di Pontianak.

Ketika hal ini diketahui dengan adanya budaya masyarakat adat yang memiliki dosa asal, dan dosa berat maka agama meletakan kehidupan dasar masyarakat dan keluarga kristiani pada kehidupan sosial budaya dan agama berdasarkan kepentingan para imam dan pendidikan dan kesehatan suatu masyarakat.

Untuk tidak dikatakan teroris kehidupan keluarga yang memiliki masalah terhadap agama kristiani, akan lekat pada dinamika sosial masyarakat adat disini. Banyak keluarga katolik, yang hidup sebagai teroris, atau mengancam, dan menggangu kehidupan orang.

Hal ini untuk tidak dikatakan seperti itu maka dibuatlah ilmu kedokteran sebagai awal dari etika untuk tidak mengancam sebagai bukti bahwa hidupnya baik, dan lainnya. Dalam hal ini tentunya lekat pada dinamika masyarakat adat seperti Jawa, Dayak dan Melayu di masa lalu terutama di Kalimantan, dan Pulau Jawa serta Batak.

Kehidupan miskin akan diubah dengan adanya keadilan dan pengadilan yang baik terhadap berbagai upaya manusia dalam melihat berbagai hal terkait kebiadaban hidup masyarakat adat di masa lalu, dengan  begitu akan lekat pada kebudayaan lokal menjadi baik dengan adanya keseimbangan hidup dan keberatan dosa manusia. 


0 comments

Recent Posts Widget
close