Tionghoa Pontianak, Dan Penyebaran Agama Kristiani

Kekuasaan Demokrasi RI terjadi peningkatan terhadap pemahaman agama katolik, terhadap budaya Dayak mengayau iban di Kapuas Hulu. Berbagai budaya masyarakat adat dan nenek moyang terjadi adanya intervensi dari masyarakat Jawa yang memiliki kepentingan terhadap pembangunan suatu Negara, dan Islam Indonesia.

Sehingga, terjadi adanya ketidakmerataan ekonomi di wilayah perbatasan yang merupakan salah satu awal dari kehidupan sosial budaya masyarakat adat di Indonesia. Ketika hal ini terjadi dengan adanya budaya masyarakat, intervensi dari pihak asing seperti Tionghoa Indonesia dan pengusaha serta medis terjadi dengan adanya komunitas yang terjalin baik.

Rasa tidak memiliki malu terhadap budaya masa lalu hidup dan kemiskinan yang seringkai disampaikan dengan baik, dan ketidaknyamana orang Dayak Iban – Martinus tentunya berurbanisasi serta begitu juga keluarga Bong, terjadi dengan adanya agama dan pengenalan akan Tuhan kristiani.

Ketidaksenangan, ketidakrendahan hati, atau berpura – pura baik tentunya ada pada masyarakat pribumi di Indonesia mencakup kepentingan politik dan etnik, yang mengaku bisa membangunan ekonomi yang lebih dalam sistem ekonomi luar negeri.

Orang tidak punya malu, adalah suatu sikap hidup masyarakat adat yang berasal dari kehidupan djan di Pontianak, dengan sistem ekonomi politik saat ini, tidak berbeda jauh dari hasil pekerjaan hidup sebagai kriminal tidak terlapor, pemerasan rumah tangga, dan seksualitas oleh djan, laki – laki. Sehingga hidup Tionghoa berurbanisasi, Jakarta dapat diketahui baik sesuai dengan porsi hidupnya.

Tionghoa Indonesia, dapat dikatakan kejam terhadap kehidupan sosial budaya dan ekonomi melalui sistem keluarga dan moralitas hidup di perkotaan. Kegeramaan hidup memunculkan untuk menjalankan hidup sebagai orang yang tidak mematuhi perintah Tuhan.

Politik, dan Kebusukan marga djan di Pontianak, pada sistem ekonomi politik terletak pada kehidupan sosial budaya dan agama, rumah tangga, medis dan pendidikan yang berlangsung sesuai dengan masyarakat adat yang hidup di masyarakat adat melalui konsumis, dan medis, maka jelas dengan adanya kebusukan hidup di masyarakat adat, kelakuan hidup sesuai dengan hidup selama ini, Jakarta.

Sistem politik Indonesia, akan diketahui dengan adanya kehidupan moralitas dan masyarakat aday yang hidup sesuai dengan dinamika sosial budaya hingga saat ini. Tanpa malu, untuk tinggal dengan kehidupan sosial budaya dan agama di masyarakat dan Rumah Tangga  kelakukan ngotot djan dalam hal ini terbukti dengan baik, dalam aspek ekonomi, itulah dosa dan kejahatan hidupnya.

 

 

0 comments

Recent Posts Widget
close