Misi dari kehidupan sosial budaya masyarakat adat yang katanya miskin tetapi memiliki masalah dalam rumah tangga adalah spritualitas. Hal ini diketahui ketika latihan yang disiapkan untuk menanti kehidupan Tuhan yang berasal dari hidup pasangan keluarga nazaret.
Pembahasan mengenai budaya merupakan awal dari kemiskinan hidup secara
rohani, materi, dan telah berdampak pada masalah hidup katakese yang hadir.
Luka batin, dalam hal ini terjadi ketika kemiskinan berdampak pada setiap
manusia datang kerumah Tuhan, ada orang – orang yang senang menyakitinya.
Ketidaksenangan kaum masyarakat,
dapat diketahui dengan baik sesuai dengan karakteristik hidup mereka sesuai
dengan kemiskinan rohani dan materi. Kalangan katakese yang hadir adalah orang
kelas sosial kebawah – menegah.
Busuk hati dalam spritualitas, kaum masyarakat Dayak dapat diketahui
dari hidup miskin dan budaya spritualitas yang terjadi dalam setiap ruangan
katakese itu. Merasak hebat menjadi catatan baik terhadap kejujuran di setiap
peserta.
Maka, hal ini terjadi dengan baik ketika agama katolik, lebih dekat pada
keuskupan Agung Sintang, berlanjut Pontianak, Sanggau serta Singkawang. Pintu perbatasan yang berasal
dari kalangan masyarakat adat disana, dengan spritualitas yang berasal dari
umat katolik.
Pontianak, masih belum menerima Kristus dengan baik sesuai dengan agama
yang diterapkan digereja. Hal ini berlanjut seperti apa pengenalan akan Tuhan
Yesus Kristus di kota Pontianak ini berasal. Beragam agama non katolik sesuai
dengan kepentingan misi dan rumah tangga yang hidup pada peran agama
spritualitas dan gereja.
Ekonomi politik, menjadi baik dalam setiap lingkungan hidup yang yang
miskin secara rohani, hal ini terjadi ketika agama katolik pada misi misionaris
masuk dalam keagamaan dan spritualitas masyarakat dayak yang berurbanisasi
perkotaan.
Di dalam gereja katolik atau dalam ruangan saja dapat dipahami bagaimana
konflik dilakukan oleh kaum perempuan dan laki – laki sesuai dengan kapasitas
hidup dan kualitas agama kristiani berasal dari kehidupan sosial budaya Orang
Tionghoa Indonesia.
Para petugas yang ada pada hari minggu sebelumnya tidak demikian terjadi
pada tahun 1980an – 2015, setelah gereja katolik berdiri, seperti petugas untuk
tamu belum mengenal Tuhan dan gereja katolik. Sehingga citra hidup gereja
katolik di Keuskupan Agung Pontianak begitu rendah sesuai dengan ekonom politik
yang diterapkan karena agama dalam rumah tangga itu berbeda.
Ketika hal ini dipahami dengan baik sesuai dengan dinamika budaya sosial
dan kehidupan buruk di masa lalu, menjelaskan adanya budaya dan agama katolik
yang berjalan sesuai dengan hidup penuh konflik kalau dipahami rumah tangga
mereka begitu buruk dan miskin.
Pada kebudayaan dan iman baik sekali, kebutuhan rohani ditingkatkan sesuai
dengan hidup dan tidak jujur terhadap cara hidup di masa lalu, itu adalah iman
gereja katolik Keuskupan Agung pontianak, di masa lalu terjadi.
·
Yang hadir pada katekese adalah orang Tionghoa dan Pribumi disini yang
tidak dapat mengampuni, atau bahkan tidak memiliki tempat yang layak di hadapan
Tuhan, seperti layakkah mereka atau peserta ini yang hadir di katakese ini
untuk melanjutkan liturgi sabda, dalam setiap retret yang disampaikan.
·
Mukjizat Tuhan yang hadir pada keluh kesahnya adalah mengenai ekonomi
dan kesehatan, jika ekonomi tidak ada maka kesehatan terjadi padanya misalnya.
Pada susah dapat mengeluh dengan baik, ketika senang akan lupa, itu sudah biasa
terjadi pada misi iman katolik dalam setiap pewartaan pengenalan akan Yesus
Kristus, maka berdoalah bagi bangsa dan Negara ini.
·
Kampus dan masa depan, dengan apa yang dicapai tentu tidak sesuai denga
rencana Tuhan.
· Diam – diama kerumah Tuhan untuk berdoa dan mengenal Tuhan Yesus, salah satu kesaksian atau gemaan yang baik dalam setiap injil, Ibu yang hadir untuk memgenal Tuhan Yesus, dan belajar tentang Kristus.
·
Yesus yang menjadi penolong dalam setiap kehidupan hidup merupakan
pedoman hidupnya dalam setiap masalah hidup yang dihadapi.
Keluh kesah semakin dikurangi, ketika doa menjadi baik dalam setiap masa hidup anggota yang hadir dalam liturgi sabda yang dilaksanakan, dalam mengenal Yesus lebih dalam.
0 comments