Perpaduan budaya masyarakat adat dan Chiness di Pontianak menjelaskan adanya budaya konsumsi yang mengikat terhadap berbagai konflik di masa lalu yang mempengaruhi agama kristiani di Kalimantan Barat. Setelah peristiwa yang terjadi pada tahun 1967 dan 1998 hal ini menjelaskan adanya konflik pertanahan, seksualitas, dan ekonomi serta politik yang terjadi.
Food seperti bubur ayam adalah salah satu penderitaan masyarakat
chiness Hakka pada masyarakat Dayak di pedalaman dan perkotaan yang berasal
dari Dayak dan Melayu. Yang kini menjadi
sarapan bagi masyarakat saat ini, hal ini menjelaskan kondisi ekonomi pasa saat
itu berasal dari konflik terjadi.
Sementara, food seperti hekeng adalah udang untuk mengatasi
berbagai konsumsi seperti jantung, dalam hal ini pekerja rodi yang terjadi pada
masa Belanda, untuk membangun jalan dan bekerja hal ini menjelaskan bahwa
makanan yang dikonsumsi adalah untuk mengerti dari kondisi kesehatan yang telah
terjadi pada masa itu.
Membahas berbagai hal terkait dengan kondisi food yang merupakan
adalah makanan yang cukup baik sesuai dengan selera yang berasal dari
masyarakat adat dan budaya Tionghoa Hakka di Pontianak. Dengan menjelaskan
bahwa berbagai hal terkait dengan sistem pertanian yang berasal dari kalangan
kelas sosial biasa.
Melalui hal ini, maka jelas berbagai hal terkait dengan
seksualitas dari gereja katolik untuk berasimilasi budaya telah dijelaskan
dengan adanya ketidaksenangan masyarakat adat Dayak pada budaya lainnya merupakan
suatu tindakan melalui sistem ekonomi. Seperti halnya tidak membeli barang yang
mereka buat itu adalah salah satu metode, dan pendidikan yang diperoleh.
Bagi yang memiliki kepentingan politik hal ini diketahui dengan adanya budaya asimilasi melalui seksualitas dengan menjelaskan berbagai hal terkait dengan moralitas dna kehidupan miskin masyarakat adat melalui kelas sosial. Rasa malu terhadap budaya lainnya menjelaskan masalah hidup dan kejahatan hidupnya di masa lalu terutama orang Tionghoa Hakka disini, hal ini seperti bukti sakit diderita seperti penyakit mata, tidak dilihat dalam terang, 1 Samuel : 27.
Puasa untuk konsumsi hasil hutan, adalah merupakan kondisi dalam setiap pengalaman dan kehidupan hidup masyarakat adat dan budaya lainnya yang berasal dari urbanisasi dan kelas sosial terhadap dosa. Seperti mata pencaharian dan kehidupan budaya yang jahat, dalam arti disini adalah mengenai perbuatan yang berasal dari rasa ingin bersaing biasanya pada kelas soial, mata pencaharian, dan seksualitas, dan rasa tidak senang pada kehidupan atau kebahagian orang lain.
Kesaksian adalah suatu masalah hidup yang sering didengar karena
itu adalah hasil panen yang mereka buat melalui perbuatan jahat yang dilakukan
oleh orang Tionghoa Hakka, dan Pribumi disini. Maka, dalam politik dapat
diketahui melalui spritualitas, dan kebudayaan yang dilewatkan melalaui bukti
yang baik dalam penyakit medis yang di derita.
0 comments