Katolik, budaya merupakan misteri yang disampaikan oleh para tetua adat untuk memperoleh berbagai hal terkait kehidupan sosial budaya, di kawasan hutan yang diwariskan secara turun temurun dalam kehidupan sosial budaya masyarakat adat.
Hal ini, seperti ayam kampung dan babi menjadi ritual penting
dalam kebudayaan masyarakat adat Dayak disetiap upacara penting dalam
kehidupan manusia. Seringkali, hal ini baik namun tidak lupa akan
kehidupan spritualitas untuk mengenal
Tuhan.
Di Kawasan hutan adat Dayak Iban, seringkali dipenuhi berbagai
mistik yang berasal dari kehidupan ritualitas masyarakat adat disana, terutama
dikawasan hutan adat yang berasal dari hidup masyarakat adat terhadap hutan, dan
air.
Spritualitas dan Kebudayaan yang berbagai hal terkait dengan
mistei hidup masyarakat adat berasal dari kalangan miskin tentu berasal dari ketidaktaatan terhadap
Tuhan, penyembahan berhala telah dilalui dengan baik, sesuai dengan kepentingan
politik daerah dan kawasan hutan, karena tidak adanya pengetahuan atau
pendidikan.
Maka, dari itu jelas untuk mengatasi kemiskinan dan kejahatan yang
masuk dalam kampung, atau menganggu perdamaian yang tinggal dikawasan hutan
Dayak Iban berasal dari kehidupan sosial budaya masyarakat adat yang tinggal di
tempat tersebut.
Melindungi hutan adalah yang baik hingga saat ini, untuk anak –
anak yang tinggal dikawasan hutan adat Dayak Iban, Kalbar - Sarawak Malaysia. Meskipun dipahami bahwa kehidupan Dayak
iban yang tinggal dikawasan hutan berasal dari masyarakat adat, yang belum
mengenal modernisasi.
Rasa ketidaksenangan atau hati busuk manusia yang tinggal dikawasan
masyarakat adat Dayak telah diketahui sangat baik, melalui sosial ekonomi
terjadi dalam setiap kawasan pedesaan. Pada tahun 2022 kemiskinan tidak hanya
disampaikan oleh Mgr. Agustinus Agus.
Tetapi oleh pemerintahan daerah seperti Yogyakarta, terkait anak
muda, tidak hanya gaya hidup, tetapi Spritualitas
yang diterapkan saja dalam hal ini. Maka, jelas diketahui bahwa sesuai dengan
aspek kehidupan spritualitas, tentunya ketika ingin menguasai suatu sumber daya
misalnya kepentingan politik ekonomi terjadi di kawasan hutan, dan gereja.
Sehingga, tujuan dan hidup yang tidak jelas dalam hidupnya
menceritakan hidup dalam mengenal Tuhan. Kehidupan orangtua yang seperti
Premanisme kehidupan di kampung sesuai dengan rasa malu hidup Tionghoa migran
dan Dayak yang mencakup Dayak Sabah, Malaysia, dan Dayak Ahe, dengan kehidupan
miskin yang berasal dari pedesaan untuk mengubah nasib perkotaan di Pontianak,
1967 – Reformasi.
Budaya
Barat Inggris & Dayak Iban
Itu adalah kehormatan dasar yang hidup beragama katolik, sehingga
ketika mengenal Tuhan dan Uang akan diketahui bagaimana hidup tanpa rasa malu, yang berasal dari kehidupan miskin di pedesaan
berasal untuk mengenal berkepercayaan agama nasrani yang dibawah oleh
misionaris baik saja.
Ketika hendak ingin bekerja, dan tidak megenalkan uang pada
pendudukan masyarakat adat Dayak, serta cara hidup yang benar dan beragama, lebih
lenjut diketahui bahwa Tionghoa, pada aspek ekonomi yang ingin menguasai sumber
daya alam dikhwatirkan dengan istilah dari pengusaha seperti memenuhi kebutuhan
hidup perkotaan, seperti hasil hutan dan dapur.
Tentu akan diketahui bahwa berbagai hal terkait ketergantungan
alam atau hutan tidak hanya baik saja, tetapi akan berdampak pada kesehatan
dalam memperolehnya. Ketika hal ini dibutuhkan penjelaskan mengenai konsumsi
maka hasil hutan lebih baik pada kawasan perkotaan dengan kehidupan yang begitu
berbeda yang dipahami dengan istilah modernitas.
Maka, perlu dipahami dengan hal ini bukan berarti kita menolak
cara hidup masyarakat adat dan budaya Barat
yang masih tradisonal untuk diterapkan dengan baik sesuai dengan
kualitas hidup yang lebih baik sesuai dengan tingkat kebahagian dan materi.
0 comments