Bagian utara Pontianak, terdapat perkampungan Tionghoa dengan struktur jalan pemukiman yang berdempet hingga memiliki kesan negative terhadap arwah orang yang tinggal disana. Dari masalah ekonomi, budaya dan agama.
Bisnis dengan kualitas kuliner yang menceritakan berbagai hal
mengenai harga yang ternagkau tetapi memiliki kualitas yang baik dapat
dinikmati dengan kehidupan sosial budaya, disana hingga jarang orang baik
berasal dari kehidupan sosial disitu.
Pekerjaan yang memiliki ruang sosial yang berdampak pada aktivitas
keagamaan dari agama non kristiani, merupakan cerita tersendiri terhadap
kehidupan sehari – hari dan cinta kasih. Hal ini menjangkau berbagai hal
terkait moralitas dan ekonomi budaya masyarakat setempat seperti Madura dan
Jawa.
Ketika Chiness memahami konflik yang terjadi di Pontianak, untuk
bertahan hidup maka serta merta hidup pada komunitas dan gereja sehingga
seringkali terjadi konflik ekonomi sebagai awal dari kehidupan sosial masyarakat
disana.
Dimulai dari masalah kehidupan sosial, budaya dan ekonomi
seringkali konsumsi sebagai alasan bagi mereka hidup sesuai dengan moralitas
dan seksualitas. Dalam arti pengobatan hal ini diketahui jika masalah hidup
mereka yang miskin adalah salah satu bagian dari kehidupan awal migrasi Chiness
disana.
Kajian tentang Pontianak, hanya menjadi awal dari gambaran besar
tetapi mendalam, berbagai pemikiran tentang pemukiman, kegiatan serta
kontribusi Chiness pada Negara dan ekonomi, tidak njuga singnifikan sesuai
dengan masalah hidup konflik sosial yang diciptakan dari kegeraman dan iman.
Hal ini, menjelaskan bagaimana sistem ekonomi bekerja di pasar dan
rumah tangga. Ketika dilewati dengan kehidupan yang relative tidak baik sesuai
dengan kegiatan sosial, serta perkampungan yang tidak sehat, seperti candu atau
Narkotika, kekerasan maka hendak dipelajari karakteristik Tionghoa Pontianak, untuk
mencari penghidupan yang lebih baik di luar Pontianak.
Perkampungan yang berdempet dapat diketahui bagaimana kehidupan
kolektifitas dan ekonomi berlanjut sesuai dengan konsumsi dan simpati bagi
mereka yang hidup di tengah masyarakat setempat sesuai dengan kriteria dasar
dari ruang hidup manusia yang masih buas.
Tidak heran jika disana, akan tampak bahwa bagian utara tidak
begitu baik orang Pribumi - Chiness yang tinggal. maka sesuai dengan masuknya agama
menjadi pengaruh terhadap kepentingan pekerjaan, dan cinta kasih yang
seringkali menjadi ajaran penting dalam kehidupan awal manusia sesuai dengan
kepentingan agama, dan ekonoimi Chinees tepian sungai, dan perkampungan
tersebut.
Ketika melewati berbagai karakteristik serta kelas sosial yang
rendah maka, diketahui pekerjaan, dan hubungan sosial lebih pada sistem ekonomi
rumah tangga, dan pasar. Maka, agama kristiani masuk sebagai pintu awal dari
kehidupan budaya yang memiliki nilai – nilai keagamaan yang luhur.
Seringkali hal ini, akan dibentuk tentang manusia yang berasal
dari kepentingan seksualitas, yaitu Dayak – Tionghoa. Perlu dipelajari bahwa
berbagai hal terkait dengan moralitas,dan sistem ekonomi yang terjadi sesuai
dengan masalah sosial budaya yang lekat pada posisi tawar yang membentuk sungai
disekitarnya.
Perlu diketahui bahwa kemiskinan Tionghoa Hakka Pontianak, terjadi
pada laju ekonomi yang terdiri dari sistem konsumsi yang begitu cepat hingga saat
ini. Kejahatan tidak begitu rendah, tetapi berbagai hal perusakan manusia
terjadi dengan pola prilaku sosial Chiness Hakka yang tinggal dengan moralitas
dan pengetahuan yang rendah.
Hal ini, diikuti oleh tingkah hidup masyarakat adat dan budaya
masyarakat setempat, serta kriteris dasar dari sistem ekonomi pasar pada
kebutuhan spritualitas yang masih rendah dan tingkat pengetahuan yang masih
tidak baik, hal ini disebutkan sebagai model yang buruk bagi pertumbuhan kota.
Kota Pontiana bagian utara hendaknya dipelajari sebagai
perbandingan kota lainnya seperti Jakarta akan sangat berbeda jauh sesuai
dengan standar hidup yang diterapkan di
masing – maisng tingkat pembenahan kota dan pemukiman, belum hingga pada
manusia.
Ekonomi
Cina Bagian Utara Masa Revolusi Industri
Mata Pencaharian Chiness bagian Utara, adalah pedagang, untuk
memperoleh modal melalui pinjaman di bank, serta migrasi ke Negara lain untuk
bekerja. Kebiasan dari orang Chiness yang dahulu adalah pertokoan, serta
membuka tempat makan sebagai masakan yang bisa dinikmati kalangan sosial yang
sesuai dengan kehidupan disana.
Migrasi merupakan salah satu solusi bahkan diterapkan bagi anak –
anak mereka untuk memperoleh penghasilan dan pekerjaan yang baik sesuai dengan
harapan seperti Taiwan, Hongkong, atau yang paling dekat adalah Malaysia.
Ketika hal ini, terjadi migrasi dan laju ekonomi yang tidak baik
di Indonesia, maka hal ini berdampak pada keburukan hidup sebagai chiness
disana, untuk tidak mengkonsumsinya. Maka, seringkali hal ini terjadi dengan
bias sesuai dengan cahaya kota bagian Utara yang begitu redup disana.
Maka, sesuai dengan moralitas dan tolong menolong tidak terjadi
dengan baik, iman menjelaskan hal ini sesuai dengan keburukan hidupnya sebelum
beragama kristiani. Seringkali hal ini merupakan salah satu aspek penting dalam
kebudayaan lokal yang terjadi dengan moralitas hidup yang rendah.
Kebiasaan dan keburukan disana, memang sesuai dengan pekerjaan
yang biasa – biasa saja, seperti pertokoan yang sepi sehingga aktivitas yang
begitu saja tidak baik sesuai dengan kebetahan hidupnya sebagai wanita atau
pria yang tidak berkelas secara sosial.
Hal ini disadari bahwa belum ada yang meceritakan pengalaman yang
mendalam terhadap dinamika sosial budaya, dalam pembentukan kota bagia Utara
Pontianak dan Pribumi. Tentunya hal ini menjelaskan tentang struktur yang
berasal dari kalangan solsial dan interaksi yang terbatas yang sulit ditembus
oleh masyarakat adat seperti Dayak, kecuali hubungan seksualitas,l serta
kebutuhan konsumsi atau uang.
Sistem uang yang diterapkan oleh orang Cina biasanya seperti mata
uang Budaya Dayak Rp. 20.000 yang lekat dengan warha hijau, begitu juga sebaliknya
yang diterapkan, begitu sederhana ketika kebutuhan konsumsi dan uang adalah sebagai
bentuk dari kesepakatan masing – masing,
yang memberikan baru biasa memperoleh kebutuhanya dan konflik dagang – ekonpmi sering
terjadi dari Cina dan Pribumi 1998 hingga sekarang. Hal ini menjelaskan dari
karakteristik seksualitas masyarakat yang tinggal disana, mencakup orang
Tionghoa Hakka , dan Dayak di pedesaan biasanya berasal dari kehidupan miskin, kota bagian Utara dan Kabupaten
Untuk memulai hidup yang layak diketahui bahwa moralitas dan
seksualitas terjadi dengan adanya hubungan gereja dan iman serta keinginan
mencari pasangan hidup sesuai dengan karakteristik hidup pasangan merupakan
cerminan diri mereka sendiri, itu yang dikenal sebagai konflik etnik terjadi
perubahan hidup dengan mengenal agama, seperti Katolik dan Protestan.
Hal yang sama terjadi dengan adanya konflik kepentingan dagang dan
mata uang RI, Seringkali terjadi konflik sekualitas dan ekonomi yang dilakukan
orang Pribumi Jawa – Dayak – Batak – dan Melayu. Berdasarkan kepentingan dan
kebutuhan pasar ataupun politik maka tampak lamban mungkin demokrasi.
Yang membuat kehidupan diterapkan sesuai dengan migrasi orang Cina
yang terjadi hingga saat ini. Maka, diketahui dengan jelas ketika akses ekonomi
tidak menguntungkan di wilayah tempat tinggal serta upah dan pekerjaan yang tidak
sesuai, maka lebih pada mengelola hasil makanan dari kebun, dan jenis ternak
serta budidaya ikan dan udang.
Dengan industry makanan yang tidak seperti di Jawa, maka dengan
karakteristik malas hidupnya pada masa kerajaan masih terjadi hingga saat ini
perlahan dapat mengubah kehidupan Jawa – Dayak dan Cina, atau beralih dengan
profesi seperti guru dan dokter, dan birokrat atau Politisi serta imam tidak
pada pertanian masa ini.
Rasa tidak memiliki malu dan kebuasaan hidup kaum Pribumi diisni Indonesia, terjadi begitu tidak baik sesuai dengan keburukan hidup di masa lalu hingga sekarang 1970an -1998 pada krisis ekonomi, dan kesehatan pada tahun 2019 dengan adanya Covid19 akan berbeda dengan Jakarta pada masalah hidup tingkat kehidupan sosial dan interaksi, maka seringkali terjadi adanya perubahan budaya dan gaya hidup.
Hal ini memicu dinamika budaya sosial masyarakat adat pribumi
dengan kaum migran atau Cina dan konflik yang dibuat dari latar belakang
kemiskinan hidup sebagai masyarakat adat di Indonesia. Di bahas kembali sesuai
dengan karakteristik dengan tercipta atau senang membuat konfik, hingga aparat
mengetahui hal ini sebagai warga Negara Indonesia, maka hukum tidak berlaku di
Indonesia.
Pada misionaris Katolik yang datang untuk menjelaskan realitas
hidup, dan agama kristiani Roma dalam hidup akan membantu suatu perubahan dan
cara hidup umat katolik dalam hal realitas hidup manusia untuk mencintai
kehidupan sehari - hari. Merupakan
kelayakan hidup orang kristiani dalam memgenal Tuhan Yesus untuk mengubah cara hidup dan tantangan
Global.
0 comments