Liturgi Latin, Spritualitas Gereja Katolik Roma

Spritualitas Latin, Tionghoa Indonesia setiap tahun semakin banyak mengenal Tuhan Yesus,  pada tahun 2025 Keuskupan Agung Surabaya dengan tegas untuk tidak memasukan budaya Tionghoa seperti Barongsai, dan Naga dalam setiap upacara kerohanian perayaan Imlek. Karena akan menggangu spritualitas dan keabsahan liturgi dan ekaristi.

Pada tahun 2025 di Keuskupan Agung Pontianak, kembali terjadi pemahaman tentang agama katolik bagi masyarakat Tionghoa yang diajarkan di gereja – gereja katolik, dalam misi pelayanan gereja katolik terhadap umat.

Apa yang terjadi pada tahun 2025 ini adalah liturgi latin tidak terjaga, sehingga masuk barongsai dalam budaya ini ketika dipertanyakan sudah dibaptis barongsai ini? Senada, yang di tanyakan oleh Yang Mulia Mgr.  dengan masalah kehidupan spritualitas yang rendah Antonius Subianto Bunjamin OSC Keuskupan Agung Bandung, yang saat ini menjabat sebagai ketua KWI.

Dalam misi pelayanan umat katolik di KAP, maka tidak melebihi apa yang dikhendaki dari berbagai persoalan terhadap setiap kegiatan yang terselenggara ada pesta perak – 25 Yang Mulia Mgr. Agustinus Agung, tampak yang hadir biarawan – biarawati serta tamu Negara.

Hingga konflik terjadi pihak KAP belum meminta maaf terkait dengan liturgi latin yang mesti dijaga kondisi spritualitas dalam gereja katolik di gereja Katedral.  Berbagai tantangan terkait dengan spritualitas umat yang rendah, tentu memiliki dampak terhadap berbagai siatuasi politik yang ada di dalamnya tentu terasa.

Apa makna Spritualitas bagi umat Katolik ? secara khusus sebagai penyegaran dan pemurnian dapat menjadi kesaksian terhadap pengalaman rohani yang baik bagi setiap kehidupan ssehari – hari dan Negara. Hal ini merupakan salah satu bagian dari sensitifitas rohani yang bertepatan dengan tingkat spritualitas dan kebutuhan rohani yang menjadi unggulan dalam setiap aktivitas manusia secara batin.

Sejarah spritualitas, merupakan salah satu liturgi latin yang dibutuhkan dan diketahui dengan berbagai hal terkait dengan sistem budaya dan spritualitas sebagai awal dari kehidupan rohani yang terjadi dengan adanya kebudayaan lokal. Mendoakan adalah satu spritualitas yang amat sederhana dalam kehidupan rohani dalam setiapa misi pelayanan gereja Katolik.

Hal ini tentu menjadi kesempatan bahwa ketika pendalaman iman dan spritualitas merupakan salah satu bentuk mencapai masalah – masalah sosial dan kesembuhan adalah sesuatu yang mutlak dan baik untuk dikunjungi ketika di dalam gereja Katolik, maka situs – situs keagamaan merupakan salah satu bagian yang penting untuk dijaga dengan baik.

0 comments

    Recent Posts Widget
close