Pecinaan Pontianak, Budaya Dayak Peradaban Lokal

Pecinan ekonomi di Pontianak Tionghoa Hakka dan budaya masyarakat adat Dayak meliputi berbagai hal terkait dengan sistem sosial yang berasal dari interaksi seksualitas. Pada kebutuhan sandang dan pangan, dan liburan masyarakat lokal disini meliputi berbagai ragam kebudayaan disini, Pontianak.

Apa yang menarik merupakan salah satu dinamika sosial berasal dari peradaban lokal. Sistem kesehatan sosial tentu mengarah pada kebiasaan masyarakat disini. Terutama meliputi makanan yang dikonsumsi berasal dari peternakan, dan pertanian masyarakat dayak di pedesaan.

Ketika dihadapkan dengan dinamika budaya sosial disini, maka ruang interaksi pada konsumsi makanan disini adalah berdasarkan cara hidup dan bertahan makasyarakat adat disini. Karena dalam hal makanan dan kesehatan tidak dapat dipisahkan oleh kebutuhan masyarakat sehari –hari.

Ekonomi perkotaan di Pontianak lebih laju, ketimbang Jakarta. Karena tingkat kejahatan di Pontianak rendah misalkan kekerasan verbal, fisik dan lainnya berasal dari kepentingan sosial ekonomi politik. Ketika dibantingkan dengan wilayah lainnya, tentu akan terjadi berbagai hal terkait kekerasan lainnya seperti yang terjadi di rumah sakit.

Ketika mengetahui berbagai hal terkait moralitas akan diketahui rendah, terutama kebiasaan yang berasal dari penyakit masyarakat terhadap tindakan individu. Untuk mengetahui kesehatan masyarakat di Pontianak, akan diketahui pola konsumsi yang di butuhkan sehari – hari sebagai bagian dari kehidupan terhadap perampasan, dan pejarahan biasanya terjadi pada krisis pangan dan kebutuhan terjadi di Ibukota, terhadap dampak pada wilayah lainnya di daerah.

Dalam hal ini, memang betul dengan masyarakat adat meliputi masyarakat Dayak yang memiliki kebudayaan pertanian lebih menghasilkan panen melimpah ketimbang suku lainnya. Hal ini dikarenakan sumber daya alam yang diperoleh, tetapi merugikan lingkungan dan sekitarnya.

Untuk memperioleh berbagai hal terkait dengan kelas sosial, konsumsi ekonomi memiliki nilai ekonomi politik yang tinggi, maka dengan begitu ragam budaya akan berasal dari kebutuhan yang turut serta dalam kepentingan sosial. Mengarah pada kebutuhan ekonomi tentu akan mengarah pada dinamika sosial masyarakat adat terhadap budaya Dayak – Jawa, ketika kebutuhan urbanisasi dibutuhkan dalam lingkungan sosial disana.

Nilai – nilai budaya akan lekat pada kebudayaan lokal yang mengarah untuk mengatur tingkah langkah dan laku hidup mereka di disini, maka memahami kebudayaan lokal mereka akan tampak pada kebudayaan sosial yang berasal dari kemiskinan hidup. Cara hidup kebudayaan Dayak dan Tionghoa akan berbeda dengan masyarakat migran atau pendatang, dari hal ini untuk diketahui bagaimana hidup sesuai kebutuhan merupakan nilai tambah yang baik untuk lingkungan.


0 comments

Recent Posts Widget
close