Ketika ekonomi sedang tidak baik – baik saja, secara makro itu adalah dikarenakan berbagai hal terkait dengan utang Negara RI. Bagaimana, dengan ekonomi rakyat saat ini, tentu dibahas adalah mengenai pasar yang jumlah kebutuhan masyarakat perkotaan mesti di penuhi sebelum mereka bangun untuk pergi ke pasar.
Persedian pasar akan menurun ketika hasil pertanian dan perkebunan akan
gagal panen. Itu adalah kekayaan ekonomi di Kalimantan Barat. Hasil laut akan
berkurang ketika kebutuhan dan nelayan tidak turun untuk melaut dikarenakan
ombak dan badai begitu tidak baik – baik saja.
Kebutuhan ekonomi di Kalimantan Barat, selain yang perlu diketahui
adalah membahas mengenai pengelolaan konsumsi yang dapat dipenuhi dengan baik,
sesuai dengan standar hidup masyarakat adat disini, terutama di perkotaan.
Ketika yang dibahas saat ini adalah mengenai pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi daerah maka yang dipahami dalam hal ini, bersyukur atas perolehan yang
dihasilkan disetiap aktivitas sebagai manusia itu menurut pandangan spritual.
Membahas berbagai hal terkait dengan sistem ekonomi politik, yang
memiliki kebijakan dan kekuasaan dapat mengambil langkah – langkah yang baik
dalam mengelola aset daerah, dan keputusan dalam menjaga stabilitas daerah dan
Negara yang menjadi penting terhadap keamanan suatu Negara terutama di wilayah
perbatasan RI.
Seringkali, didaerah yang dapat ditemui adalah makanan hasil pertanian
masyarakat, cukup jika diperkotaan yang sulit ditemui adalah hasil buah tangan
masyarakat adat yang memiliki nilai yang tinggi terhadap budaya dan agama. Yang
dapat diperoleh hanya bagian penting dalam kebutuhan sehari – hari.
Ketika, hal ini menjadi panyadaran terhadap dinamika budaya masyarakat
adat, tentu yang dapat dipenuhi dengan baik adalah ketika hasil tangan
masyarakat, berupa citarasa makanan dan sandang menjadi nilai jual yang baik terhadap
persaingan mancanegara, seperti kualitas barang yang dihasilkan.
Akses yang dibutuhkan tentu begitu lama dengan dinamika budaya sosial
masyarakat adat, yang berasal dari kalangan menegah – atas. Biasanya yang
dibutuhkan adalah kuliner yang bermakna dalam setiap cerita kehidupan budaya
masyarakat hidup di pedesaan dan dikelola menjadi kebutuhan pangan yang baik
dinikmati dengan culture Barat.
Bicara mengenai makanan maka dibutuhkan sejumlah dinamika budaya, yang beragam maka tidak heran jika dalam suatu minuman terutama di perhotelan berbintang, gula dan garam itu dituangkan sendiri bagi yang menyantapnya.
Hal ini, untuk melihat dan menjaga lidah mulut suatu masyarakat adat terhadap kebutuhan pasar atau food dan ketidaksenangan kaum Dayak (orang) - Batak - Jawa, bagi yang tidak senang terhadap sistem ekonomi perkotaan Cina di Indonesia, hal ini terjadi ketika proses penawaran atau marketing terjadi padahal yang komplin adalah yang menikmati kuliner Cina ini dari desa Kapuas Hulu, bertugas birokrat biasa kesempatan cara komplain.
Budaya tidak punya malu karakteristik seperti itu dan keburukan orang dayak - batak ( marpaung) di pontianak, biasa terjadi dalam proses ekonomi berlangsung bahkan ketika beribadah. Maka hanya ada barang mentah dikelola tidak baik oleh dayak tidak dapat diolah untuk pasarkan, cerminan diri lebih baik menjadi koreksi bagi suku dan etnik disini. Ketika ingin membangun ekonomi lokal di sini, food di Pontianak meliputi aneka kue Cina - Barat lebih banyak diminati dan di ungguli ketimbang adat disini, maka persaingan dan proses pembuatan terjadi.

0 comments