Kesultanan Demak, Ketika Kerajaan Jawa Berkuasa

Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukkan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di Nusantara.

Berbagai kawasan pedalaman di Nusantara dengan hasil rempah-rempah yang menjadi peminat bagi pendatang asing untuk melakukan ekspansi, dan perdagangan di pulau Jawa ketika itu. 

Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut sunda kelapa  dari pajajaran serta menghalau tentara Potrugis  yang akan mendarat di sana (1527).

Sementara, menaklukkan hampir seluruh Pasundan/Jawa Barat (1528 - 1540) serta wilayah-wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur seperti Tuban (1527), Madura (1528), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527 - 1529), Kediri (1529), Malang (1529 - 1545), dan Blambangan , kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1529 - 1546).

Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak adalah kerajaan  Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Menurut  tardisi Jawa. Demak sebelumnya merupakan kadipaten  dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.

Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. 

Pada tahun 1560, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang  yang didirikan oleh Jaka Tingkir/Hadiwijaya. Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Wali Songo.

Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi bagian kota Demak di Jawa Tengah. 

Sebutan kerajaan pada periode ketika beribu kota di sana dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa raja ke-4 (Sunan Prawoto), keraton dipindahkan ke Prawata (dibaca "Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan disebut Demak Prawata.

 

0 comments

Recent Posts Widget
close