Perkampungan Tionghoa Hakka & Rasa

Pontianak, cina town atau yang diketahui dengan adanya makanan khas Tionghoa yang berasal dari kalangan Tionghoa Indonesia yang telah bermukim di Pontianak, dengan sistem ekonomi dan kuliner malam hari yang berasal dari hasil pertukaran budaya.

Rasa yang lembut dan gurih adalah khas makanan Tionghoa, jika ditelusuri bahwa makanan khas Tionghoa memang berasal dari kalangan masyarakat Tionghoa yang sudah lama menekuni makanan dan rasa yang berasal dari kehidupan awal masyarakat Tionghoa ketika migrasi.

Tan, adalah nama marga yang sering menjadi bagian dari kuliner perkotaan di Pontianak, hal ini tidak asing lagi tejadi dikalangan masyarakat pribumi yang senang menikmati kuliner di malam hari. Sehingga, ekonomi yang terdiri dari makanan dan sembako adalah ciri dan kehidupan orang Tionghoa di Pontianak.

Ketidaksenangan dalam bisnis juga diketahui dengan adanya ekonomi yang lamban dan cepat hal ini terjadi dengan masa waktu dan kehidupan sosial budaya masyarakat Tionghoa di tepian sungai, dan perkotaan hal ini diketahui dengan baik adanya kehidupan masyarakat adat yang seringkali terjadi dengan dinamika budaya masyarakat setempat.

Ketika hal ini dipahami dengan adanya budaya sosial masyarakat adat akan dilalui dengan adanya budaya lokal yang berasal dari masyarakat adat, maka dengan adanya budaya sosial melalui makanan dan interaksi sosial terjadi dengan konflik yang berasal dari karakteristik masyarakat adat dan Tionghoa.

Pada malam hari hal ini dipahami dengan kehidupan masyarakat adat yang berasal dari kehidupan sosial di masa lalu, misalnya bubur yang tersedia yang dibuat oleh orang Tionghoa ketika kehidupan melarat terjadi di Pontianak 1967, Hal ini tentunya dipicu pada krisis ekonomi, pajak dan konflik terjadi hingga dampak dari kesehatan.

Maka, dengan terjadi adanya budaya masyarakat yang beragam dengan culture masyarakat adat hingga saat ini ketidaksenangan dan konflik terjadi sesuai dengan aspek budaya masyarakat adat yang hingga saat ini berasal dari kehidupan sosial masyarakat adat. Dalam hal ini teologia dan dosa berat merupakan salah satu yang perlu dipahami di masanya apalagi ditahun revolusi 2015 - di Indonesia.

Pada kehidupan miskin masyarakat adat yang meliputi etnik di Indonesia seperti Dayak, Batak, Jawa dan NTT maka  dapat diketahui dengan baik ketika miskin suatu Negara Indonesia memiliki dampak terhadap ekonomi dan politik terjadi.

Kaum pribumi yang berasal dari Indonesia, terdiri dari ragam budaya masyarakat adat diketahui dengan baik bahwa untuk menjadi kaya dilakukan dengan cara seksualitas, atau berumah tangga, hal ini itu yang tidak memiliki malu terhadap berbagai aspek ekonomi yang diterapkan kaum pribumi disini.

Maka dengan demikian kehidupan sosial masyarakat adat dan kepentingan itu terjadi dengan adanya budaya politik untuk mendapatkan pekerjaan di pemerintahan. Sedangkan kaum pribumi migrasi dan bekerja di luar negeri ingin menjadi kaya dalam upah yang diperoleh dan konflik terjadi dengan sistem ekonomi dibentuk.
 

 

0 comments

    Recent Posts Widget
close